BNI Bidik Pembiayaan Berkelanjutan, Target Rp199,67 Triliun di 2025

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 7 Februari 2025 17:38 WIB
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Foto: Dok MI)
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Sebagai wujud dukungan terhadap pembiayaan berbasis Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola atau Environmental, Social, and Governance (ESG), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memperkuat komitmennya dalam menyalurkan pembiayaan di sektor hijau atau green banking.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menyampaikan bahwa, untuk mendukung komitmen tersebut, BNI akan meyalurkan sejumlah pembiayaan korporasi kepada beberapa proyek seperti industri pupuk dan industri ketenagalistrikan. Langkah ini dilakukan melalui skema sustainabilty linked loan maupun green loan.

“Besarnya pembiayaan ESG di BNI membuktikan keseriusan kami dalam mendukung target pemerintah menuju net zero emission maupun program-program prioritas lainnya,” ujar Okki dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (7/2/2025).

Peningkatan total pembiayaan berkelanjutan BNI tercatat menjadi Rp190,5 triliun hingga akhir 2024 dari Rp181,1 triliun tahun sebelumnya. BNI menargetkan kredit sektor berkelanjutan akan tetap tumbuh dengan proyeksi outstanding kredit sebesar Rp199,67 triliun pada akhir 2025.

Pada tahun 2024, pembiayan ESG disalurkan sebanyak Rp117 triliun kepada sektor yang terkait dengan pemberdayaan sosial dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). BNI juga mendukung pengelolaan sumber daya alam hayati dan pemanfaatan lahan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sebesar Rp32,4 triliun. 

Pada 2024, portofolio di sektor energi terbarukan mencapai Rp13 triliun, sementara pembiayaan untuk air berkelanjutan dan pengelolaan limbah air tercatat sebesar Rp25,1 triliun. Selain itu, Rp2,9 triliun dialokasikan untuk sektor yang berfokus pada pengurangan polusi.

Menurut Okki, pencapaian ini mencerminkan komitmen BNI dalam menerapkan prinsip keberlanjutan, termasuk melalui pembiayaan untuk aktivitas ramah lingkungan. Langkah ini sejalan dengan target BNI dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2028 serta mendukung pembiayaan NZE hingga 2060.

Selain itu, BNI juga bertekad terus mendukung pembiayaan berkelanjutan (sustainability financing) dalam rangka memitigasi dampak perubahan iklim yang selaras dengan target Net Zero Emission Indonesia pada tahun 2060 atau lebih cepat.

“Green Ekonomi merupakan salah satu komitmen jangka panjang BNI dan kami berupaya untuk berkontribusi dalam pembiayaan proyek-proyek hijau untuk mewujudkan Indonesia berwawasan lingkungan di masa depan,” jelasnya.

Ia menambahkan, BNI menetapkan sejumlah persyaratan bagi debitur yang menjalankan usaha dalam Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) sesuai regulasi yang berlaku. Persyaratan ini mencakup jenis proyek yang dibiayai, berikut dengan persyaratan sertifikasi atau pun validasi saat ini.

Selain itu, BNI juga menjalankan pembiayaan sektor keberlanjutan berdasarkan KKUB, yang mencakup Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) serta Kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Implementasi ESG menjadi fokus kami dalam menyalurkan pembiayaan sekaligus menegaskan posisi kami sebagai pionir dalam implementasi keuangan berkelanjutan,” tutup Okki.PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, BNI, ESG

Topik:

pt-bank-negara-indonesia-persero-tbk bni esg