Jaksa Agung Klaim BBM 2024-Sekarang Bukan Oplosan

Firmansyah Nugroho
Firmansyah Nugroho
Diperbarui 6 Maret 2025 13:43 WIB
Jaksa Agung ST Burhanuddin (Foto: Dok MI/Aswan)
Jaksa Agung ST Burhanuddin (Foto: Dok MI/Aswan)

Jakarta, MI - Jaksa Agung ST Burhanuddin, mengklaim bahwa bahan bakar minyak (BBM) dari PT Pertamina (Persero), Pertalite maupun Pertamax yang beredar saat ini dipastikan bukan oplosan.

"Bahwa mulai 2024 ke sini itu tidak ada kaitannya yang sedang diselidiki. Artinya kondisi Pertamax yang ada sudah bagus dan sudah sesuai dengan standar yang ada di Pertamina," kata Burhanuddin dalam konferensi pers bersama Direktur Utama PT Pertamina, Simon Aloysius Mantiri di kantor Kejagung, Jakarta, Kamis (6/3/2025)

Menurutnya kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di Pertamina terjadi pada 2018-2023. Sehingga, sebaran BBM saat ini tidak berkaitan dengan perkara yang diusut.

"Tolong ini, tempus (waktu) ini nantinya akan mempengaruhi tentang kondisi minyak premium ya, minyak Pertamax yang ada di pasaran," ungkap dia.
 
Pun, Burhanuddin memastikan produk Pertamina yang disebarkan di seluruh SPBU Indonesia sesuai dengan standar yang berlaku. Meski begitu, perkara yang diusut tetap diupayakan diselesaikan sampai ke persidangan.

"Bahwa bahan bakar minyak sebagai produk kilang yang didistribusi atau dipasarkan oleh PT Pertamina saat ini adalah baik, dalam kondisi yang baik dan sudah sesuai dengan spesifikasi tetap tidak terkait dengan peristiwa hukum yang sedang disidik," tukasnya Burhanuddin.

Saat ini Kejagung tengah menyelidiki kasus korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina, Sub Holding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023.

Adapun penghitungan penyidik Kejagung dalam korupsi Pertamina Patra Niaga senilai Rp193,7 triliun per tahun. Korupsi tersebut terjadi selama lima tahun, hingga total diperkirakan kerugian negara capai Rp1.000 triliun.

Di lain sisi, Kejagung telah menetapkan sembilan orang tersangka dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang tahun 2018–2023.

Mereka adalah Riva Siahaan (RS) selaku Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Sani Dinar Saifuddin (SDS) selaku Direktur Feedstock dan Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional, Yoki Firnandi (YF) selaku Direktur Utama PT Pertamina International Shipping.

Lalu, Agus Purwono (AP) selaku VP Feedstock Management PT Kilang Pertamina Internasional, Maya Kusmaya (MK) selaku Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, dan Edward Corne (EC) selaku VP Trading Operations PT Pertamina Patra Niaga.Tersangka lainnya, yakni Muhammad Kerry Andrianto Riza (MKAR) selaku beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa, Dimas Werhaspati (DW) selaku Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus Komisaris PT Jenggala Maritim, dan Gading Ramadhan Joedo (GRJ) selaku Komisaris PT Jenggala Maritim dan Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak. 

Topik:

BBM Pertamina Kejagung