Efisiensi Bisnis, Saham Telkom Malah Tertekan

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 4 Juli 2025 12:59 WIB
Saham Telkom Melemah ke Level 2.660 Jumat (4/7/2025) (Foto: Dok MI)
Saham Telkom Melemah ke Level 2.660 Jumat (4/7/2025) (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Sejumlah analis pasar modal mengimbau investor untuk mencermati secara saksama pergerakan saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), menyusul pernyataan penting dari Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, terkait restrukturisasi portofolio bisnis perseroan.

Dian mengungkapkan bahwa Telkom tengah mengevaluasi anak dan cucu usahanya, terutama yang dinilai tidak memberikan dampak signifikan terhadap kinerja induk perusahaan.

“Sesuai arahan Danantara, kami akan melakukan streamlining portofolio dan sedang mengevaluasi anak usaha,” ujar Dian dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (2/7/2025).

Rencana restrukturisasi Telkom tersebut turut memengaruhi pergerakan saham TLKM di bursa. Pada sesi pertama perdagangan Jumat (4/7/2025), saham TLKM tercatat berada di level 2.660, turun 60 poin atau 2,20% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Dalam sebulan terakhir, saham TLKM juga mencatatkan penurunan sebesar 5,67%. Sejak awal tahun, saham ini telah melemah 2,21%, dengan harga tertingginya mencapai 2.910 dan terendah berada di level 2.290.

Head of Research Retail MNC Sekuritas menyarankan untuk para investor agar melihat dan menunggu terlebih dahulu perkembangan saham pelat merah tersebut. Ia menyebutkan bahwa TLKM berada di level support 2.560 dan level resistance di 2.830.

Sementara itu, analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova menyarankan investor untuk menahan dulu koleksi saham Telkom. Kemudian dapat dibeli jika berada di harga Rp 2.500 – Rp 2.550 dengan target harga pertama di Rp 2.880, target kedua Rp 2.980, target ketiga Rp 3.060 dan target keempat Rp 3.130. 

Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali naik karena peningkatan pembelian.

Sedangkan resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar sehingga laju kenaikan harga tertahan. 

Dian menyampaikan bahwa Telkom akan melakukan evaluasi mendalam terhadap kinerja anak dan cucu perusahaannya dengan mengacu pada performa lima tahun terakhir. 

Jika dalam periode tersebut entitas usaha tersebut tidak menunjukkan kontribusi yang signifikan atau bahkan mengalami penurunan kinerja, maka langkah penghentian akan diambil. “Tidak memberikan value (nilai) kepada kami, tentu akan mulai untuk disetop,” katanya.

Selain opsi penghentian, Dian juga mengungkapkan bahwa Telkom membuka kemungkinan untuk menggabungkan atau melakukan merger terhadap sejumlah anak usahanya.

Sebagi contoh, anak usaha properti milik TLKM bisa digabungkan dengan anak perusahaan properti milik Badan Usaha Milik Negara lainnya. Sementara itu, saat ini TLKM sedang melakukan peninjauan. 

“Dengan ini bisa menjadi lebih ramping, lincah dan lebih menguntungkan,” jelasnya.

Hingga saat ini, Telkom Indonesia memiliki 13 anak usaha, yakni Telkom Infra untuk bisnis fiber, Telkomsel pada lini data seluler, TelkomMetra bidang sub-holding enterprise & ICT serta Telkomsat untuk bisnis satelit. 

Lalu, Mitratel bidang tower untuk infrastruktur telekomunikasi, PINS Indonesia di bidang perangkat dan IoT, Telin berfokus di bisnis internasional dan Telkom Akses untuk jaringan akses. 

Kemudian, Metranet bidang  layanan digital, Telkom Property bidang properti, Telkom Data Ekosistem atau NeutraDC bidang data center, Telkomsigma bidang IT service dan cloud dan Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) bidang kabel laut.

Topik:

telkom-indonesia tlkm saham-telkom