Saham Kimia Farma (KAEF) Langsung Tertekan usai Suspensi Dicabut

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 11 Juli 2025 11:47 WIB
Saham Kimia Farma (KAEF) Langsung Tertekan usai Suspensi Dicabut (Foto: Dok MI)
Saham Kimia Farma (KAEF) Langsung Tertekan usai Suspensi Dicabut (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Setelah sempat dibekukan, saham PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) kembali diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (11/7/2025). Namun alih-alih menguat, harga saham emiten farmasi milik negara ini justru langsung tertekan.

Kepala Divisi Peraturan dan Layanan Perusahaan Tercatat BEI, Teuku Fahmi Ariandar, menyampaikan bahwa pencabutan suspensi dilakukan karena Kimia Farma telah memenuhi kewajiban yang menjadi syarat pembukaan kembali perdagangan sahamnya.

"Bursa mencabut suspensi Efek KAEF di pasar reguler dan tunai terhitung sejak pra-pembukaan perdagangan efek pada hari Jumat, 11 Juli 2025," ujarnya dalam pengumuman, Jumat (11/7/2025).

Sayangnya, euforia pencabutan suspensi tak berlanjut ke kinerja saham. Hingga pukul 11.35 WIB, saham KAEF merosot Rp55 atau 8,15 persen ke level Rp625 per saham. Koreksi tajam ini turut menggerus kapitalisasi pasar Kimia Farma menjadi Rp3,48 triliun.

Adapun kewajiban yang dimaksud BEI berupa penerbitan laporan keuangan. Kimia Farma telah menerbitkan Laporan Keuangan Tahunan 2024. Pada tahun lalu, BUMN farmasi itu menderita  kerugian sebesar Rp2,26 triliun.

Sebagai informasi, KAEF juga menerbitkan ulang laporan keuangan tahun 2023 untuk mengoreksi informasi material yang dinilai salah saji. Hal ini berkaitan dengan penyesuaian yang terjadi pada entitas anak usaha, PT Kimia Farma Apotek.

Direktur Utama KAEF, Djagad Prakasa Dwialam menyampaikan bahwa, penurunan kerugian bersih tersebut mendorong perseroan semakin optimistis dalam menyambut kinerja 2025 di tengah berbagai tantangan yang ada di industri farmasi nasional.

"Transformasi bisnis yang kami lakukan sejak tahun lalu telah berdampak positif terhadap pertumbuhan penjualan, penurunan COGS (beban pokok penjualan) dan penurunan beban usaha," tutur Djagad dalam keterangan resmi, Senin (7/7/2025).

Sepanjang 2024, Kimia Farma mencatat penjualan sebesar Rp9,94 triliun, nyaris tidak berubah dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang sebesar Rp9,87 triliun. 

Kinerja penjualan ini terutama ditopang oleh obat dan jasa pihak ketiga Rp6,89 triliun dengan segmen obat ethical Rp2,9 triliun, obat over the counter (OTC) Rp1,36 triliun, jasa klinik, lab klinik, dan lain-lain Rp1,48 triliun, serta obat generik Rp1,15 triliun.

Perseroan juga menjual produksi obat sendiri dengan rincian masing-masing obat generik Rp1,46 triliun, obat ethical, lisensi, dan narkotika Rp890 miliar, serta obat OTC dan kosmetik Rp382 miliar.

Sementara itu, beban penjualan perusahaan sedikit menurun dari Rp7,06 triliun pada 2023 menjadi Rp6,99 triliun di 2024. Dengan kenaikan tipis pada pendapatan dan efisiensi pada beban, laba kotor perseroan meningkat 5 persen menjadi Rp2,95 triliun. Margin laba kotor tercatat berada di angka 29,6 persen.

Namun, KAEF masih mencatat beban usaha yang cukup besar Rp3,79 triliun pada tahun lalu, meski angkanya sudah ditekan dibandingkan 2023 sebesar Rp4,49 triliun. Beban usaha ini terutama berasal dari anak usaha, PT Kimia Farma Apotek.

Tingginya beban usaha Kimia Farma sebagian besar disumbang oleh komponen biaya gaji dan kesejahteraan karyawan, yakni Rp1,08 triliun dari pos penjualan, Rp677 miliar dari pos umum dan administrasi, serta Rp520 miliar untuk kebutuhan promosi. Ketiga pos ini menyumbang sekitar 60 persen dari total beban usaha perusahaan.

Beban operasional yang besar tersebut membuat Kimia Farma mencatat rugi usaha sebesar Rp810 miliar. Kondisi ini semakin diperparah dengan beban keuangan perseroan yang mencapai Rp425 miliar, sehingga mencatatkan rugi sebelum pajak Rp1,23 triliun.

Kendati mencatatkan rugi secara akuntansi, arus kas operasional Kimia Farma pada 2024 justru mencatat angka positif sebesar Rp153 miliar. Ini berbalik dari tahun sebelumnya, di mana arus kas operasional tercatat defisit Rp246 miliar.

Topik:

kimia-farma kaef bei saham suspensi