Danantara Turun Tangan Atasi Utang Kereta Cepat

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 24 Juli 2025 11:34 WIB
Danantara ikut menyelesaikan persoalan utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Foto: Ist)
Danantara ikut menyelesaikan persoalan utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) mulai ambil peran dalam menyelesaikan persoalan utang yang menjerat proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung, terutama soal utang jumbo yang belum tuntas.

Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, mengungkapkan pihaknya tengah menyiapkan sejumlah opsi penyelamatan, termasuk kemungkinan restrukturisasi utang. Upaya ini dilakukan demi menjaga keberlanjutan proyek strategis nasional tersebut.

"Memang kereta cepat ini sedang kita pikirkan dan segera akan kita usulkan nanti, tapi kan solusinya masih ada beberapa alternatif yang akan kita sampaikan kepada pemerintah mengenai penyelesaian daripada kereta cepat ini," jelas Dony saat ditemui usai Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, Rabu (23/7/2025).

Sebagai informasi, proyek kereta cepat ini mendapat pembiayaan dari China Development Bank (CDB) senilai Rp6,98 triliun. 

"Nah ini juga operasionalnya kan sedang kita lihat bagaimana nanti solusi jangka panjangnya mengenai utang-utang daripada konsorsium ini yang cukup besar ya," katanya.

Dony mengatakan bahwa opsi restrukturisasi diambil agar tidak mengganggu kinerja PT Kereta Api Indonesia ke depannya.

"Tetapi kita ingin penyelesaian kali ini sebuah komprehensif dan tidak mengganggu kepada kinerja PT Kereta Api Indonesia ke depan," ujarnya.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh saat ini dioperasikan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), perusahaan patungan hasil konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan perusahaan China.

Komposisi kepemilikan saham PSBI terdiri atas PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar 51,37 persen, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 39,12 persen, PT Perkebunan Nusantara I 1,21 persen, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk 8,30 persen.

Untuk pendanaannya, sekitar 75 persen dari total kebutuhan proyek Whoosh bersumber dari pinjaman China Development Bank. 

Sementara 25 persen sisanya berasal dari penyertaan modal para pemegang saham, dengan porsi PSBI sebesar 60 persen dan Beijing Yawan HSR Co Ltd sebesar 40 persen.

Topik:

kereta-cepat danantara utang