Harga Beras di 105 Daerah Turun, BULOG Fokus Kendalikan Inflasi Pangan


Jakarta, MI - Upaya pengendalian harga pangan, khususnya beras, terus digencarkan oleh Perum BULOG meskipun tren harga di pasar mulai menunjukkan penurunan. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dipaparkan dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah menunjukkan perkembangan positif.
Jika dua minggu lalu tercatat 214 kabupaten/kota mengalami kenaikan harga beras, kini jumlahnya turun drastis menjadi 100 kabupaten/kota. Sebaliknya, wilayah yang mengalami penurunan harga justru meningkat signifikan, dari 58 kabupaten/kota menjadi 105 kabupaten/kota dalam sepekan terakhir.
Direktur Utama Perum BULOG, Ahmad Rizal Ramdhani, menegaskan bahwa tren positif ini merupakan hasil dari intervensi yang dilakukan secara konsisten.
“Perum BULOG akan terus memastikan langkah-langkah pengendalian inflasi beras berjalan efektif. Penurunan jumlah daerah yang mengalami kenaikan harga sekaligus meluasnya wilayah dengan tren penurunan menunjukkan intervensi yang kami lakukan mulai membuahkan hasil. Kami akan memperkuat distribusi, memperluas pasar, dan meningkatkan koordinasi agar harga beras tetap stabil,” ujarnya, Selasa (9/9/2025).
Dalam sepekan terakhir, BULOG memperluas jaringan penjualan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ke pasar-pasar strategis, termasuk pasar yang masuk dalam pencatatan panel SP2KP Kementerian Perdagangan.
Langkah ini dilakukan agar masyarakat dapat lebih mudah mengakses beras dengan harga terjangkau di lokasi yang memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan indeks harga pangan nasional.
BULOG juga memberikan perhatian khusus pada 214 kabupaten/kota yang sebelumnya mengalami lonjakan harga. Daerah-daerah tersebut menjadi prioritas penyaluran beras SPHP dalam jumlah lebih besar untuk meredam gejolak harga di tingkat konsumen.
Pengendalian inflasi pangan tidak dilakukan BULOG sendirian. Rizal menjelaskan bahwa pihaknya bekerja sama dengan berbagai kementerian, lembaga, serta unsur masyarakat dalam sinergi Pentahelix.
Kerja sama ini melibatkan TNI dan Polri untuk memperlancar distribusi dan menjaga keamanan rantai pasok, Kementerian Pertanian untuk memastikan ketersediaan produksi pangan, BAPANAS sebagai regulator, BPS sebagai penyedia data, hingga ritel modern, pasar tradisional, dan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP).
“BULOG hanyalah salah satu bagian penting dalam ekosistem pengendalian inflasi beras. Keberhasilan ini berkat koordinasi semua pihak. Mulai dari Kemendagri yang memimpin pengendalian daerah, TNI dan Polri yang menjadi motor lapangan, hingga media dan cendekiawan yang memberikan dukungan dan edukasi masyarakat,” kata Rizal.
Data terbaru menunjukkan intervensi pasar yang dilakukan mulai memberikan dampak signifikan. Penurunan harga di 105 kabupaten/kota dan berkurangnya wilayah dengan kenaikan harga menjadi separuh dari dua minggu sebelumnya menjadi sinyal bahwa mekanisme pasar mulai pulih.
BULOG memastikan langkah stabilisasi ini akan terus berlanjut dengan menjaga ketersediaan stok beras nasional dalam jumlah yang cukup.
“Ketersediaan pasokan adalah kunci utama agar tren positif ini terus berlanjut. Kami berkomitmen memastikan inflasi pangan, khususnya beras, tetap berada pada level yang aman dan terkendali,” tegas Rizal.
Dengan upaya terpadu dan kerja sama lintas pihak, BULOG optimistis stabilisasi harga beras dapat terus dijaga demi melindungi daya beli masyarakat dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Topik:
BULOG harga beras inflasi pangan beras SPHP distribusi berasBerita Sebelumnya
Telkom (TLKM) Umumkan Jadwal Baru RUPSLB
Berita Selanjutnya
Pantau Rekomendasi Saham untuk 9 September 2025
Berita Terkait

Bulog Diusulkan Naik Status jadi Kementerian, Begini Respons Istana
13 Oktober 2025 08:20 WIB

DPR Desak KPK Periksa Eks Kepala Bapanas Arief soal Dugaan Korupsi Demurrage Beras
12 Oktober 2025 10:30 WIB

Hampir 30 Ribu Ton Beras Bulog Turun Mutu, Dirut: Masih Layak Dikonsumsi
8 Oktober 2025 16:12 WIB