RI Bakal Tambah 12% Saham Freeport, Tunggu Arahan Presiden Prabowo


Jakarta, MI - CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Perkasa Roeslani, mengungkapkan rencana penambahan saham Indonesia di PT Freeport Indonesia (PTFI) hampir mencapai tahap final.
Rosan menyebut, Indonesia berpeluang menambah porsi kepemilikan hingga 12%. Menariknya, pemerintah dipastikan tidak perlu mengeluarkan dana sepeser pun untuk akuisisi tersebut.
"Free of charge, mantep kan," ujar Rosan saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, dikutip Rabu (17/9/2025).
Rosan menuturkan bahwa pemerintah dapat menambah kepemilikan saham di PTFI sebesar 12%. Meski begitu, realisasi rencana tersebut masih menunggu arahan lebih lanjut dari Presiden Prabowo Subianto.
"Dalam waktu dekat sedang menunggu arahan dari Bapak Presiden," ucap Rosan.
"Saya target malah 12%," katanya saat ditanya apakah Presiden setuju akuisisi saham PTFI ini lebih dari 10%.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa penambahan saham lebih dari 10% tersebut diputuskan dalam rapat terbatas (ratas) yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto.
Kendati demikian, ia belum dapat memastikan berapa besar tambahan saham yang akan diperoleh. Jumlah pastinya baru akan diumumkan setelah proses perpanjangan resmi diteken.
Menurut Bahlil, untuk porsi kepemilikan lebih dari 10 persen, biayanya sangat murah karena valuasi asetnya sudah sangat tipis. Mengingat, Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI hanya berlaku hingga tahun 2041, dan perhitungannya saat ini masih dalam proses.
"Karena valuasi asetnya kan kita anggap itu sudah nilai bukunya sangat tipis sekali. Tetapi itu kan terjadi untuk sampai dengan 2041. Dan sekarang perhitungannya lagi di jalan," jelas Bahlil usai rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/9/2025).
Selain itu, Bahlil menyampaikan bahwa Presiden Prabowo telah menugaskannya untuk segera mempercepat komunikasi dengan pihak Freeport agar proses penambahan saham bisa segera diselesaikan.
"Nah saya diminta untuk bisa melakukan komunikasi percepatan dan kalau itu sudah fix, Insya Allah Freeport akan kita mempertimbangkan untuk melakukan kelanjutan daripada kontrak," kata Bahlil.
Sebagai informasi, sejak 2018 Indonesia resmi menjadi pemegang saham mayoritas PT Freeport Indonesia dengan porsi 51,23% melalui Holding BUMN Pertambangan MIND ID (dulu PT Inalum).
Nilai akuisisi tersebut mencapai US$3,85 miliar atau sekitar Rp55,8 triliun kala itu. Langkah ini meningkatkan kepemilikan Indonesia di Freeport dari sebelumnya 9,36% menjadi 51,23%, sementara 48,77% sisanya masih dikuasai perusahaan tambang asal Amerika Serikat, Freeport-McMoRan (FCX).
Topik:
freeport saham-freeport-indonesia