ESDM Buka Peluang Tambah Kuota Impor BBM untuk Swasta Tahun Depan

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 8 Oktober 2025 3 jam yang lalu
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman (Foto: Dok MI)
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka peluang bagi perusahaan swasta, seperti Shell dan BP-AKR, untuk mendapatkan tambahan kuota impor bahan bakar minyak (BBM) pada tahun depan.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, mengatakan pemerintah tidak ingin persoalan pasokan BBM yang terjadi tahun ini kembali terulang. Meski begitu, ia belum dapat memastikan apakah kebijakan penambahan kuota impor akan benar-benar diberlakukan.

"Kemungkinan selalu ada. Cuman kalau saya ngomong sekarang kan saya salah, saya kan belum menghitung. Kemungkinannya ada," ujar Laode saat ditemui di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta Selatan, Selasa (7/10/2025).

Ketika ditanya apakah pemerintah juga akan menambah kuota impor BBM untuk perusahaan swasta pada tahun ini, Laode menegaskan tidak. Menurutnya, pemerintah sudah menetapkan jatah impor bagi masing-masing perusahaan.

Ia menjelaskan bahwa pemerintah juga telah mengizinkan perusahaan swasta mengimpor BBM dengan kuota milik Pertamina. Dengan demikian, ia merasa tak ada urgensi menambah kuota untuk perusahaan swasta tahun ini.

"Untuk tahun 2025 tetap melanjutkan kolaborasi antara swasta dan Pertamina," kata Laode.

Laode mengatakan pemerintah mempertimbangkan banyak hal dalam penentuan kuota impor BBM. Salah satunya keseimbangan neraca perdagangan.

Pemerintah juga mengukur kuota impor BBM berdasarkan pemakaian tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, kata dia, pemerintah juga sudah memberikan kuota impor BBM ke perusahaan swasta berdasarkan penggunaan tahun 2024.

Ia menyebut sistem ini sudah diterapkan bertahun-tahun. Tahun ini memang berbeda karena ada pergeseran konsumen dari SPBU Pertamina ke SPBU swasta.

"Sekian puluh tahun kita, puluhan tahun ada swasta, tidak ada masalah. Adanya tahun ini karena shifting, tiba-tiba shifting itu grafik naik nih," imbuhnya.

Sebelumnya, sejumlah perusahaan penjual BBM, termasuk Shell dan BP-AKR, mengeluhkan kehabisan stok bahan bakar kepada Kementerian Investasi/BKPM. Mereka menyoroti dampak kejadian tersebut terhadap kelangsungan investasi sektor energi di Indonesia.

Menanggapi hal itu, Wakil Menteri Investasi/BKPM Todotua Pasaribu merekomendasikan penambahan kuota impor BBM untuk swasta.

"Salah satunya itu (penambahan kuota impor BBM), tetapi setelah kita lihat tadi kan memang ini memang ada porsi kuota yang masih dimiliki oleh Pertamina," tutur Todotua pada jumpa pers di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta Selatan, Selasa (7/10/2025).

Topik:

kementerian-esdm kuota-impor-bbm spbu-swasta