Purbaya Endus Modus Impor Curang: Barang Rp50 Juta Cuma Dilapor Rp117 Ribu

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 13 November 2025 07:59 WIB
Purbaya sidak ke Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBCTMP) Tanjung Perak (Foto: Kemenkeu)
Purbaya sidak ke Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBCTMP) Tanjung Perak (Foto: Kemenkeu)

Jakarta, MI - Menteri Keuangan (Menkeu) RI Purbaya Yudhi Sadewa menemukan adanya praktik underinvoicing saat melakukan kunjungan kerja ke Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBCTMP) Tanjung Perak serta Balai Laboratorium Bea dan Cukai (KBLBC) Kelas II Surabaya, Selasa (11/11/2025).

Sebagai informasi, underinvoicing merupakan praktik melaporkan nilai faktur suatu barang atau jasa yang lebih rendah dari harga sebenarnya. Praktik ini kerap dilakukan importir untuk mengurangi pembayaran bea masuk dan pajak impor dan dapat merugikan penerimaan negara.

Melalui unggahan video di akun TikTok resminya, @purbayayudhis, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkap temuan mencengangkan saat meninjau kegiatan pemeriksaan kontainer di Pelabuhan Tanjung Perak.

Dalam video itu, Purbaya memperlihatkan barang impor berupa mesin yang dilaporkan bernilai hanya US$7 atau sekitar Rp117 ribu (asumsi kurs Rp16.730 per dolar AS). Padahal, harga mesin serupa di marketplace mencapai Rp40–50 juta.

"Pemeriksaan kontainer bagus hasilnya waktu periksa kontainer ada yang menarik harganya kayak murahan masa harga barang sebagus itu cuma US$ 7 dolar di marketplace Rp40-50 juta nanti di cek lagi," kata Purbaya dalam video dikutip Rabu (12/11/2025).

Selain menemukan kejanggalan harga tersebut, Purbaya juga memantau pengoperasian alat pemeriksaan peti kemas atau container scanner yang baru dipasang dua minggu yang lalu.

Purbaya menilai, secara umum pelaksanaan di lapangan sudah berjalan baik, meski belum sempurna. "Lab kita bagus tadi saya bilang ke temen-temen di lab kalo ada kurang peralatan bilang biar bisa dilengkapi tadi juga saya melihat pengoperasian container scanner baru dua minggu depannya dipasang lumayan bagus walau belum sempurna," tuturnya.

Ia menjelaskan, keberadaan container scanner tersebut dapat mempercepat proses pemeriksaan oleh Bea dan Cukai. Ke depan, Purbaya memastikan nantinya data hasil pemeriksaan di daerah akan terhubung langsung ke kantor pusat di Jakarta.

"Nanti kan IT base saya akan tarik ke Jakarta biar orang Jakarta bisa melihat apa yang terjadi di lapangan," pungkasnya.

Topik:

purbaya-yudhi-sadewa impor pajak-impor bea-cukai underinvoicing