Kapal Tanker Rusia Pecah, Ribuan Ton Minyak Tumpah ke Laut

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 16 Desember 2024 08:28 WIB
Kapal Tanker Rusia Pecah Dihantam Badai Dahsyat (Foto: Repro)
Kapal Tanker Rusia Pecah Dihantam Badai Dahsyat (Foto: Repro)

Jakarta, MI - Selat Kerch, jalur strategis yang menghubungkan Laut Hitam dengan Laut Azov, menjadi lokasi tragedi besar pada Minggu (15/12/2024). Sebuah kapal tanker minyak Rusia, Volgoneft 212, pecah akibat dihantam badai dahsyat, menumpahkan ribuan ton produk minyak ke perairan. 

Kapal berbendera Rusia sepanjang 136 meter itu sempat mengirim sinyal darurat sebelum pecah menjadi dua bagian. Bagian depan kapal tenggelam ke dasar laut, sementara bagian lainnya mengapung di permukaan, membawa ancaman tumpahan minyak yang lebih luas. Dari 15 awak kapal, satu orang tewas, dua dalam kondisi kritis, dan 12 lainnya berhasil diselamatkan dalam operasi penyelamatan yang dramatis di tengah badai.

Tidak hanya Volgoneft 212, kapal tanker lain, Volgoneft 239, juga mengalami kerusakan serius dan terdampar di dekat lokasi yang sama. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran atas dampak lingkungan yang parah, dengan ancaman pencemaran laut, kerusakan ekosistem, dan risiko kesehatan bagi penduduk pesisir di sekitar Selat Kerch.

Kementerian Situasi Darurat Rusia melaporkan bahwa kapal Volgoneft 239, yang membawa 14 awak, masih dalam kondisi stabil meskipun cuaca buruk menghambat proses evakuasi. 

"Tim penyelamat terus berkomunikasi dengan kru kapal Volgoneft 239. Kapal memiliki fasilitas yang cukup untuk menjamin keselamatan para awak," demikian pernyataan Kementerian Situasi Darurat, dilansir dari Reuters.

Rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan kapal Volgoneft 212 yang dihantam ombak besar, sementara air laut di sekitarnya menghitam akibat tumpahan minyak.

Kedua kapal tanker, yang masing-masing memiliki kapasitas muatan hingga 4.200 ton produk minyak, beroperasi sejak era Soviet dan dianggap usang. Kapal Volgoneft 212 dibangun pada 1969, sedangkan Volgoneft 239 pada 1973. 

Kepala pengawas sumber daya alam Rusia, Svetlana Radionova, menyatakan bahwa tim ahli sedang melakukan penilaian atas kerusakan lingkungan yang terjadi di lokasi insiden. Namun, belum ada laporan resmi mengenai jumlah minyak yang telah tumpah ke laut.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, segera memerintahkan pembentukan kelompok kerja darurat untuk menangani dampak bencana di Selat Kerch. Kremlin menyatakan bahwa lebih dari 50 personel dan sejumlah peralatan, termasuk helikopter Mi-8 dan kapal tunda penyelamat, telah dikerahkan ke lokasi insiden.

"Kita harus memastikan bahwa dampak lingkungan dari kejadian ini dapat diminimalkan secepat mungkin," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, setelah pertemuan Putin dengan para menteri terkait.

Insiden ini menjadi perhatian besar, mengingat Selat Kerch adalah jalur strategis bagi ekspor minyak mentah, minyak bakar, gas alam cair, dan biji-bijian Rusia. Dengan posisi geopolitiknya yang penting, gangguan akibat insiden ini dikhawatirkan tidak hanya memengaruhi perdagangan internasional, tetapi juga memicu kerusakan lingkungan yang meluas di kawasan tersebut.

Di tengah tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina, Selat Kerch juga menjadi titik sengketa internasional. Ukraina sebelumnya menuduh Rusia melanggar hukum laut internasional dengan mencoba mengontrol selat ini secara eksklusif.

Cuaca buruk di kawasan Laut Hitam sering kali menjadi tantangan bagi operasional kapal, terutama kapal-kapal tua seperti Volgoneft 212 dan Volgoneft 239. Investigasi awal oleh otoritas Rusia telah membuka dua kasus pidana untuk menyelidiki kemungkinan pelanggaran keselamatan dalam pengoperasian kapal tersebut.

Insiden ini juga menyoroti perlunya regulasi yang lebih ketat terhadap kapal tanker tua yang masih beroperasi di jalur-jalur penting seperti Selat Kerch. 

"Kapal dengan usia lebih dari 50 tahun seharusnya sudah tidak lagi dioperasikan dalam kondisi cuaca ekstrem seperti ini," ujar seorang analis maritim.

Dampak lingkungan dari tumpahan minyak di perairan Selat Kerch diperkirakan akan menjadi masalah jangka panjang. Laut Hitam, yang selama ini sudah menghadapi ancaman polusi berat, kini harus berjuang dengan risiko tambahan akibat insiden ini. Air laut yang menghitam dari tumpahan minyak menandakan ancaman serius terhadap ekosistem laut.

Banyak pihak menyerukan agar Rusia mengambil langkah lebih tegas dalam mengatasi kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi.

Topik:

kapal-tanker selat-kerch kapal-volgoneft-212 volgoneft-239 cuaca-buruk kapal-tanker-rusia minyak