Usut TPPU SYL, KPK Cegah Bos Celana Dalam Hanan Supangkat ke Luar Negeri
Jakarta, MI - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencegah bos PT Mulia Knitting Factory (Grup Rider), Hanan Supangkat ke luar negeri, terkait kasus dugaan Tindak Pindana Pencucian Uang (TPPU) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
"Benar, KPK kembali ajukan cegah untuk tetap berada di Indonesia terhadap satu pihak swasta (Hanan Supangkat) terkait perkara dugaan TPPU dengan Tersangka SYL," kata Kepala Bagian (Kabag) Pemberitaan KPK, Ali Fikri, Selasa (19/3/2024).
Dijelaskan Ali, pihaknya telah mengajukan pencegahan terhadap Hanan Supangkat ke Ditjen Imigrasi Kemenkumham, selama enam bulan ke depan. KPK melakukan ini karena meyakini Hanan Supangkat, mengetahui aliran TPPU yang dilakukan oleh SYL dari kasus dugaan korupsi di Kementan.
"Pihak tersebut (Hanan) berstatus saksi yang diduga mengetahui dan dapat menerangkan dugaan perbuatan Tersangka dimaksud," ujarnya.
Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan terhadap Hanan Supangkat, Jumat (1/3/2024). Ia dicecar tim penyidik KPK terkait komunikasinya dengan mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), yang membahas proyek di Kementan yang diduga terjadi praktik korupsi.
"Penyidik mendalami pengetahuan saksi antara lain terkait komunikasi antara saksi dengan SYL dan juga dikonfirmasi mengenai informasi dugaan adanya proyek pekerjaannya di Kementan," kata Kepala Bagian (Kabag) Pemberitaan KPK, Ali Fikri melalui keterangannya, Senin (4/3/2023).
Kemudian, KPK melakukan penggeledahan di rumah bos pakaian dalam Rider itu, yang berlokasi di Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, pada Rabu (7/3/2024) malam.
Ali Fikri mngatakan, tim penyidik menemukan sejumlah dokumen proyek di Kementerian Pertanian (Kementan), hingga bukti elektronik terkait kasus korupsi yang menyeret Eks Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Selain itu, tim penyidik KPK menemukan sejumlah uang dalam bentuk tunai, maupun valas dengan nilai sebesar miliaran rupiah, terkait kasus korupsi di Kementan. Uang panas tersebut mencapai Rp 15 miliar.
Kemudian, KPK bakal memeriksa Hanan Supangkat, Rabu (20/3/2024) besok. Sebab, Hanan berhalangan hadir pada pemeriksaan Rabu (13/3/2024) karena sakit.
Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya
KPK Usut Dugaan Aliran Uang Rp 10 Miliar dan Rp 400 Juta per Bulan kepada Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono
1 jam yang lalu
KPK Telaah Klaim Fiktif BPJS Kesehatan Rp 35 M, Modus RS Ini Bikin Geleng-geleng!
4 jam yang lalu
Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono Dicecar KPK soal Aliran Dana Korupsi di PT Telkom
26 Juli 2024 21:40 WIB