Ini Sebab Kecilnya Nyali Pimpinan KPK Berangus Korupsi

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 15 Desember 2024 14:41 WIB
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI (Foto: Dok MI/Aswan)
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI (Foto: Dok MI/Aswan)

Jakarta, MI - Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Yudi Purnomo Harahap menilai nyali para pimpinan KPK dalam upaya memberangus praktik rasuah terjadi karena beberapa hal. 

"Memang tidak independen sehingga ketakutan ketika menangani kasus, kelakuannya yang banyak kontroversi baik ucapan maupun tindakan yang berujung pelanggaran etik hingga pidana seperti Firli yang jadi tersangka korupsi," kata Yudi kepada wartawan, Minggu (15/12/2024).

"Dan terakhir tidak punya arah serta visi misi ketika menjadi pimpinan KPK seperti apa sehingga tidak ada prestasi dan menimbulkan ketidakkepercayaan pegawai," sambungnya.

Maka dati itu, menurut Yudi, pimpinan KPK harus tidak tebang pilih dalam menangani kasus korupsi yang telah diusut.  "Apapun kasus yang disajikan penyelidik dan penyidik segera dituntaskan tidak peduli berapa besar kasusnya, siapa orangnya, dan bagaimana perkembangan kasus itu bisa kemana-mana," pungkasnya. 

Dewan Pengawas atau Dewas KPK sebelumnya mengungkapkan bahwa pimpinan KPK pada periode 2019-2024 kurang memiliki nyali dalam pemberantasan korupsi.

Hal itu disampaikan anggota Dewas KPK Syamsuddin Haris saat konferensi pers penyampaian laporan kinerja periode 2019-2024 di Gedung ACLC, Jakarta Selatan, Kamis, 12 Desember 2024.

Awaknya, Syamsuddin menyinggung riwayat kasus etik yang menyeret sejumlah nama pimpinan KPK periode 2019-2024.  “Bahwa dalam penilaian Dewas, pimpinan KPK belum dapat memberikan teladan, khususnya mengenai integritas. Ini terbukti dari tiga Pimpinan KPK yang kena etik dan anda semua sudah tahu siapa saja,” beber Syamsuddin.

Tak hanya integritas, Syamsuddin menyebutkan pimpinan KPK juga belum menunjukan konsistensi dari sisi sinergitas.  “Hal ini bisa kita lihat, misalnya muncul secara publik misalnya statemen pimpinan A kok bisa berbeda dengan Pimpinan B tentang kasus yang sama. Kami di Dewas sangat menyesalinya,” cetusnya.

Pimpinan KPK saat ini, ungkap dia, tidak memiliki nyali dalam pemberantasan korupsi. Oleh karena itu, ia berharap pimpinan berikutnya mempunyai nyali besar dalam pemberantasan korupsi.

"Apakah pimpinan itu ada atau memiliki nyali, mungkin ada, tapi masih kecil. Ke depan dibutuhkan pimpinan yang memiliki nyali besar dalam pemberantasan korupsi,” pungkasnya.

Topik:

KPK