TNI Perluas Rekrutmen, Penyandang Disabilitas Kini Bisa jadi Prajurit

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 31 Januari 2025 22:35 WIB
Prajurit TNI (Foto: Istimewa)
Prajurit TNI (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana membuka peluang bagi penyandang disabilitas untuk bergabung sebagai prajurit. Langkah ini diambil sebagai bentuk komitmen TNI dalam memberikan kesempatan yang setara bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk mengabdi kepada negara.

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengungkapkan rencana tersebut dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2025 di Gor Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (31/1/2025). 

Ia menegaskan bahwa proses rekrutmen bagi calon prajurit disabilitas akan memiliki kriteria khusus yang disesuaikan dengan kondisi mereka.

"Sekarang kepolisian sudah ada pendidikan yang disabilitas, mohon maaf, dijadikan polisi, karena berkaitan nanti dengan penugasannya mungkin nanti Aspes kita juga bisa seperti itu, jadi semua masyarakat punya hak untuk jadi tentara," ujarnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa akan dibentuk kelompok kerja (Pokja) untuk mengevaluasi proses rekrutmen tersebut. "Apakah TNI perlu juga disabilitas bisa masuk ke TNI, tujuannya dalam rangka mendukung tugas pokok," ungkapnya.

Selain itu, panglima TNI menegaskan bahwa dalam proses rekrutmen prajurit baru, dia dan Kepala Staf Angkat Darat, Laut, Udara tidak akan cawe-cawe. 

"Kemudian di bidang pendidikan, terima kasih rekrutmen sudah baik terutama adik-adik kita di Taruna, untuk yang sekarang dididik sama sekali saya dan seluruh kepala staf angkatan tidak cawe-cawe," jelasnya.

kata dia,  jika calon prajurit memenuhi kriteria yang telah ditentukan maka bisa lolos. Namun jika tidak, dia menyarankan untuk mengulang di kemudian hari. "Jadi saya biarkan saja, yang bagus ya masuk yang tidak bagus ya mungkin mengulang apa kekurangannya," tambahnya.

Panglima TNI juga mengingatkan agar orang tua tidak terlalu mencampuri keputusan anak-anak mereka, seperti memaksa untuk memilih menjadi prajurit di matra yang diinginkan orang tua. Menurutnya, peran orang tua sebaiknya hanya mendukung minat dan keinginan anak.

"Kita biarkan saja anak kita itu berjalan sesuai dengan kriterianya. Jangan kita orang tua cawe-cawe, nanti dia tidak akan jadi apa-apa pak. Kalau mau dijadikan taruna saja bisa, oh jadi letnan, kita semua senang tuh anak kita letnan, tapi feelnya tidak ada," pungkasnya.

Topik:

tni panglima-tni prajurit penyandang-disabilitas