Pembentukan Kodam Sultra dan Mako Grup 5 Kopasus Bukan Sekadar Pertahanan dan Keamanan Nasional tapi Kebutuhan Geopolitik


Jakarta, MI - Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah pulau terbesar didunia yang letaknya berada di simpangan samudra Indonesia dan Pasifik menjadikan posisi negara ini sebagai sentral maritim dunia.
Letak geografis Sulawesi Tenggara (Sultra) yang berada di jalur perdagangan internasional dan berbatasan lansung dengan perairan internasional tentu memiliki kompleksitas pengelolaan pertahanan wilayahnya sendiri.
Ketiadaan sentral komando regional di wilayah Sultra menciptakan kekhawatiran pada efektifitas penanganan ancaman keamanan wilayah Indonesia bagian tengah tersebut.
"Ekspansi pasukan elit baret merah di Sultra menandakan bahwa pemerintah mampu menjawab tuntutan perkembangan dunia tentang pentingnya keamanan dan pertahanan negara," kata Mahasiswa Universitas Nasional (Unas) Jakarta, La Ode Muhammad Didin Alkindi, Minggu (19/10/2025).
Menurutnya, Markas Kopasus di Indonesia sebelum hanya berpusat di pulau Jawa yakni Grup 1 Kopasus di Banten, Grup 2 Sukaharjo (Jawa Tengah) dan grup 3 di Riau.
Jika terjadi ancaman di wilayah Papua, Kalimantan atau Sulawesi maka tentu membutuhkan biaya yang cukup besar dan waktu yang lama karna jaraknya yang sangat jauh.
Sehingga dengan adanya penambahan grup baret merah di tiga pulau besar di Indonesia antara lain grup 4 di Panejam (IKN), Grup 5 Kendari (Sultra) dan grup 6 di Timika (Papua Tengah) pada sisi kelemahan di atas bisa teratasi.
Pembentukan Komando
Daerah Militer (Kodam) dan Markas Komando (Mako) Grup 5 Kopassus di Sultra adalah bagian dari upaya menjaga kedaulatan negara di seluruh wilayah dari ancaman yang memang mengharuskan baret merah turun.
Selain itu, pengamat muda asal Sulawesi Tenggara yang kini aktif di Jakarta itu juga menyampaikan dukungannya terhadap rencana pembentukan Komando Daerah Militer (Kodam) di Sultra.
Langkah tersebut tidak hanya penting dalam konteks pertahanan dan keamanan nasional, tetapi juga menjadi bagian dari strategi geopolitik Indonesia Timur.
“Pembentukan Kodam Sultra bukan sekadar urusan militer atau keamanan. Ini adalah kebutuhan strategis bangsa yang berhubungan dengan geopolitik, ekonomi, dan eksistensi wilayah perbatasan,” kata mahasiswa Politik Unas itu.
Lebih jauh, Didin juga melihat aspek Sultra menjadi wilayah penyangga dengan sumber daya alam melimpah namun belum diperkuat dari sisi keamanan strategis.
“Negara tidak boleh melihat pembentukan Kodam ini hanya dari sisi anggaran, tapi harus dari perspektif geopolitik nasional. Sultra adalah simpul energi dan jalur konektivitas strategis antara industri nikel dan jalur pelayaran nasional,” tambahnya.
Pembentukan Kodam Sultra juga dapat memperkuat kehadiran negara di tengah masyarakat, serta memberikan efek domino bagi stabilitas ekonomi dan pembangunan daerah.
Topik:
Sultra Kopasus Kendari TNIBerita Terkait

Usut Tuntas Kekerasan dan Kriminalitas Libatkan Anggota TNI melalui Sistem Peradilan Umum
22 September 2025 19:21 WIB

Koalisi: Membandingkan TNI dengan Militer AS Itu Berisiko dan Keliru
20 September 2025 11:00 WIB

Legislator Minta TNI Tak Lanjutkan Rencana Pelaporan Ferry Irwandi: Hormati Supremasi Sipil
11 September 2025 19:39 WIB