Haidar Alwi Bantah Peringkat Polri Anjlok di Indeks Kepolisian Dunia: Tidak Benar

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 24 Juni 2025 17:28 WIB
Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi (Foto: Ist)
Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Pernyataan soal anjloknya peringkat Polri dalam indeks kepolisian dunia menuai klarifikasi tegas. 

Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi, menyebut kabar tersebut sebagai misinformasi yang dapat menyesatkan publik dan merusak citra institusi kepolisian.

"Tidak benar. Kawan-kawan media harap lebih hati-hati dan lebih teliti karena dapat memengaruhi persepsi masyarakat dan merugikan nama baik institusi Polri," ujar R Haidar Alwi, Selasa (24/6/2025).

Misinformasi ini mencuat setelah dalam sebuah forum diskusi, mantan MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi menyebut bahwa Polri berada di peringkat ke-60 dunia, tertinggal dari negara Singapura dan Vietnam. 

Ia mengacu pada data dari World Internal Security and Police Index (WISPI) 2023 yang dirilis oleh International Police Science Association (IPSA) berkolaborasi dengan Institute for Economics and Peace (IEP).

"Memang benar tahun 2023 Polri menempati peringkat 63. Yang keliru adalah media menyebut peringkat Polri anjlok. Karena faktanya peringkat Polri justru membaik atau naik 21 peringkat dibandingkan laporan yang sama tahun 2016 yaitu peringkat 84," jelas R Haidar Alwi.

Ia mengatakan, perbaikan peringkat tersebut adalah capaian Polri yang patut diapreasiasi. Apalagi, Polri mencatatkan perbaikan yang signifikan untuk salah satu variabel dari total empat variabel yang diukur.

Variabel dengan perbaikan signifikan yaitu variabel hasil yang diukur dengan indikator pembunuhan, kekerasan, terorisme dan persepsi masyarakat terhadap kamtibmas.

"Variabel hasil Polri membaik atau naik 30 peringkat dari peringkat 33 tahun 2016 menjadi peringkat 3 tahun 2023. Artinya, Polri ketiga terbaik di dunia dalam menekan risiko gangguan keamanan maupun ancaman kejahatan," tutur R Haidar Alwi.

Capaian 2023 itu sejalan dengan Global Peace Index (GPI) 2025 yang juga dirilis oleh Institute of Economics and Peace (IEP) pada Kamis, 18 Juni 2025, di Portcullis House, London, Inggris.

"Hasilnya, dalam satu tahun terakhir, kondusivitas di Indonesia mengalami peningkatan 2,9 persen. Paling tinggi bila dibandingkan dengan 19 negara yang masuk dalam kawasan Asia-Pasifik," ujar R Haidar Alwi.

Peningkatan tersebut bahkan melampaui negara-negara seperti New Zealand, Singapura, Jepang, Malaysia, Australia dan Korea Selatan yang secara peringkat berada di atas Indonesia. 

Dari total 23 indikator yang digunakan untuk mengukur 3 variabel utama, Indonesia mencatatkan perbaikan pada 11 indikator, 4 indikator memburuk dan 8 indikator tidak berubah.

"GPI 2025 memperkuat capaian Polri dalam WISPI 2023. Ada kesesuaian dan konsistensi hasil. Keberhasilan Polri menekan gangguan kamtibmas yang tercermin dalam variabel hasil dalam WISPI 2023 menyebabkan kondusivitas meningkat 2,9 persen dalam GPI 2025. Meskipun GPI peringkat 49, tapi Indonesia termasuk negara dengan kedamaian level tinggi dan perbaikan kinerja tertinggi di Asia-Pasifik," kata R Haidar Alwi.

Topik:

polri peringkat-polri r-haidar-alwi