Kapolri Tinjau Langsung Penanganan Karhutla di Kalbar

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 8 Agustus 2025 16:44 WIB
Kapolri Meninjau Penanganan Karhutla di Kalimantan Barat (Foto: Repro)
Kapolri Meninjau Penanganan Karhutla di Kalimantan Barat (Foto: Repro)

Jakarta, MI - Jumlah hotspot atau titik api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Barat terus menunjukkan penurunan.

Hal ini disampaikan langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo usai mendengarkan paparan langsung Karhutla di Gedung BPPTD, Mempawah, Kalimantan Barat, Jumat (8/8/2025).

Kapolri mengapresiasi sinergi dan manajemen lintas sektoral yang berjalan efektif dalam mengendalikan kebakaran di wilayah tersebut. Data laporan yang diterima sejak Juni hingga Agustus 2025 menunjukkan penurunan signifikan titik api.

"Kemarin, masih ada hotspot ada kurang lebih 32 kalau tak salah. Selama dua hari dari kemarin sampai sekarang makin menurun dan modifikasi cuacanya saya lihat juga berhasil. Sehingga ini juga tentu bisa sangat signifikan membantu pemadaman terhadap titik-titik api yang ada," ujarnya.

Kapolri menambahkan, penanganan maupun sejumlah langkah strategis yang dilaksanakan oleh Polri, TNI, BNPB, BMKG, instansi terkait, relawan dan elemen masyarakat, khususnya di Kalbar sudah berjalan baik dan kompak.

"Jadi sudah ada pembagian terkait siapa yang menjadi satgas darat. Kemudian pada saat titik api mulai meningkat maka ada satgas udara yang bekerja dilengkapi dengan Water Bombing dan juga memanfaatkan modifikasi cuaca pada saat ada awan yang kemudian bisa diubah menjadi hujan," tuturnya. 

Kapolri Sigit juga menegaskan pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat yang masih menggunakan cara membakar untuk membuka lahan. Ia mengingatkan bahwa terdapat sejumlah aturan yang wajib diperhatikan apabila memang melakukan hal tersebut. 

"Mungkin saya mengimbau karena memang juga masih ada kearifan lokal untuk membuka lahan, tolong untuk aturan yang ada agar dipatuhi,” jelas dia.

“Bagaimana untuk membuka lahan secara kearifan lokal tentunya ada aturan-aturannya, ada garis pembatas kemudian harus diawasi sampai selesai dan tidak ada yang terbakar lagi," sambung Sigit. 

Meski demikian, Sigit berharap masyarakat dapat diberi pemahaman dan edukasi mengenai risiko membuka lahan dengan cara membakar. “Ini tentunya menjadi hal-hal yang juga harus diperhatikan. Namun, tentunya imbauan kita adalah sebaiknya membuka lahan tidak perlu dengan membakar," imbuhnya.

Sigit juga mengajak seluruh pihak di Kalimantan Barat untuk terus menjaga kekompakan dan sinergi dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan, mengingat isu ini menjadi perhatian utama Presiden Prabowo Subianto.

"Karena ini menjadi perhatian dari Bapak Presiden, saya minta untuk tim terus dijaga kekompakannya dipertahankan dan mudah-mudahan kita bisa lampaui waktu sampai dengan akhir Agustus nanti dan kebakaran hutan betul-betul bisa terjaga," tutupnya. 

Topik:

kapolri karhutla kalimantan-barat