Kementerian PU Percepat Penanganan Longsor Jalan Medan–Berastagi

Deli Serdang, MI – Menteri Pekarjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, ruas jalan Medan–Berastagi memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap longsor karena kondisi topografi yang curam dengan perbedaan elevasi sekitar 300 meter antara Medan dan Berastagi, Provinsi Sumatera Utara. Oleh karena itu, Kementerian Pekerjaan Umum melakukan percepatan penangangan longsor yang terjadi di ruas jalan tersebut.

Diharapkan, penanganan longsor tersebut selesai pada Desember 2025 agar jalur strategis tersebut siap digunakan dengan kondisi lebih aman dan lancar menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

“Kita perkuat tebing-tebing yang rawan longsor ini agar konektivitas antar wilayah tetap terjaga, terutama untuk mendukung sektor pariwisata di Berastagi yang menjadi destinasi utama masyarakat Sumatera Utara. Insya Allah seluruh pekerjaan bisa rampung Desember untuk mendukung lalu lintas Nataru,” kata Menteri Dody saat meninjau langsung progres pekerjaan di lokasi, Sabtu (8/11).

Menteri Dody menjelaskan, terdapat dua titik dengan kondisi paling kritis dan rawan longsor. Untuk menanganinya digunakan teknologi yang diadopsi dari Eropa sehingga mampu meningkatkan stabilitas lereng. 

“Khusus dua titik yang paling parah, kita gunakan teknologi dengan material dari Eropa. Materialnya memang impor, tapi pelaksanaannya bisa kita kerjakan di Indonesia. Ini salah satu bentuk inovasi agar penanganan lebih efektif dan tahan lama,” tutur Menteri Dody.

Lebih lanjut, Dody Hanggodo mengatakan, secara nasional Kementerian PU terus melakukan pemantauan dan penguatan terhadap tebing-tebing rawan longsor di berbagai wilayah, terutama menghadapi musim hujan akhir tahun.

“Setiap tahun menjelang musim hujan, tim kami di lapangan memastikan kesiapan peralatan, material, dan personel agar jalur nasional tetap berfungsi. Ruas Medan–Berastagi ini menjadi prioritas karena merupakan urat nadi transportasi dan ekonomi, juga jalur utama wisata,” tambah Menteri Dody.

Penanganan longsor dilaksanakan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara, Ditjen Bina Marga, Kementerian PU masa sejak 13 Juni 2025 dengan masa pelaksanaan 365 hari kalender. Anggaran penanganan sebesar Rp21,7 miliar dengan progres awal November 2025 mencapai 74,83 persen.

Lingkup pekerjaan meliputi penanganan longsoran di 12 titik, terdiri dari 10 titik perkuatan tebing menggunakan Geomat Tipe III dengan sistem vegetasi dan 2 titik pemasangan jaring kawat kuat tarik tinggi. Selain itu, dilakukan penanaman biji vegetasi dengan teknik taplok, serta pemasangan sistem pemantauan CCTV untuk keamanan dan pemantauan kondisi tebing.