Dedi Mulyadi: Habiskan semua Pelajaran di Sekolah, Tidak boleh Ada PR

Albani Wijaya
Albani Wijaya
Diperbarui 16 Maret 2025 21:21 WIB
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (Foto: Ist)
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (Foto: Ist)

Bandung, MI - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi meminta agar seluruh pembelajaran bisa diselesaikan semua di sekolah. Hal itu disampaikan oleh Dedi Mulyadi dalam sebuah pertemuan bersama dengan mahasiswa dan perangkat sekolah.

"Kurikulum nanti akan dirumuskan untuk habiskan (selesaikan) seluruh pembelajaran di sekolah," kata Dedi Mulyadi dikutip dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71 pada Minggu (16/3/2025) malam.

Para siswa, kata Dedi Mulyadi, tidak boleh membawa pulang pekerjaan rumah (PR) dari sekolah ke rumah.

"Tidak boleh anak-anak pulang ke rumah ditumpuki PR," tegasnya.

Menurutnya, adanya PR dari sekolah yang selama ini diterapkan kepada para siswa berlawanan dengan semangat pendidikan.

"PR itu bertentangan dengan spirit pendidikan. Kenapa bertentangan? Karena judulnya saja pekerjaan rumah. Kalau pekerjaan rumah itu bersihin kamar itu pekerjaan rumah, bersihin toilet itu pekerjaan rumah, nyuci itu pekerjaan rumah, nyetrika pekerjaan rumah, masak pekerjaan rumah, ngasih makan sapi pekerjaan rumah, ngasih makan ayam pekerjaan rumah, ngasih makan ikan pekerjaan rumah, itu pekerjaan rumah, paparnya.

Tapi jika pekerjaan sekolah dibawa pulang ke rumah, kata Dedi, itu namanya pekerjaan sekolah. "Tapi kalau dari sekolah dibawa ke rumah, itu namanya pekerjaan sekolah," katanya.

Ia pun menjelaskan, alasan pekerjaan sekolah harus diselesaikan di sekolah.

"Karena itu pekerjaan sekolah, selesaikan di sekolah. Kenapa? Saya ingin sekolah fokus, tidak terjadi penumpukan pelajaran," ujarnya.

Oleh karena itu, kata Dedi, ia akan menjalin komunikasi dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen).

"Saya akan komunikasi dengan Kemendikdasmen," imbuhnya.

Menurutnya, pelajaran yang ada di Kurikulum Pendidikan Indonesia terlalu banyak. "Kita pelajaran terlalu banyak. Karena banyak, satu pun tidak hafal," ujarnya.

Oleh karena itu, ia menegaskan agar pendidikan fokus ke pendidikan dasar. "Fokus ke pendidikan dasar saja. Kalau SD calistung, ya calistung saja, baca tulis berhitung," tambahnya.

Menulis dan berhitung tidak boleh menggunakan alat digital karena untuk melatih otak kirinya.

"Manual, enggak boleh pakai HP, perangkat digital, kenapa? Agar otak kirinya terlatih,"

Dedi Mulyadi menerangkan, saat seseorang tengah menulis dan berhitung, maka akan melatih otak kiri dan kecerdasan otaknya.***

Topik:

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Mendikdasmen Jawa Barat