Sukiyat Serukan Kemandirian Difabel dan Kritik Dinas Sosial Klaten


Klaten, MI — Dalam acara Program Santunan Disabilitas yang diselenggarakan Dompet Sejuta Harapan (DSH) di RM Bu Mayar Jln. Bypass Klaten, tokoh difabel sekaligus pengusaha otomotif, H. Sukiyat, menyerukan pentingnya kemandirian bagi para penyandang disabilitas.
Ia menegaskan, difabel tidak boleh larut dalam ketergantungan dan sikap pasif di tengah tantangan sosial-ekonomi yang semakin kompleks.
Acara tersebut turut dihadiri Staf Ahli Bupati Klaten Bidang Kemasyarakatan dan SDM, perwakilan Dinas Sosial Kabupaten Klaten, tokoh masyarakat dan difabel Klaten, serta relawan DSH. Kehadiran berbagai unsur tersebut menegaskan bahwa isu pemberdayaan difabel membutuhkan sinergi antara pemerintah, komunitas, dan lembaga sosial.
Sukiyat menekankan bahwa keberanian menerima diri, memaksimalkan potensi, serta mengasah kreativitas merupakan kunci utama untuk keluar dari stigma ketidakberdayaan.
“Jangan bergantung terus pada bantuan pemerintah. Kita harus berdiri di atas kaki sendiri, menekuni bidang masing-masing, dan menunjukkan bahwa kita mampu berkarya,” tegas Sukiyat, Rabu (24/9/2025).
Dalam kesempatan itu, Sukiyat juga melontarkan kritik terhadap kinerja Dinas Sosial Kabupaten Klaten. Menurutnya, program yang digulirkan dinas terlalu bersifat seremonial dan hanya berorientasi pada pelaksanaan petunjuk teknis (juknis), tanpa menyentuh substansi pemberdayaan difabel.
“Dinas Sosial jangan cuma sibuk melaksanakan juknis. Harus ada keberpihakan yang tulus, bukan sekadar formalitas,” lanjutnya.
Sukiyat menilai, program yang tidak menyentuh akar permasalahan hanya akan memperpanjang ketergantungan dan tidak memberi ruang bagi difabel untuk berkembang secara mandiri.
Lebih jauh, Sukiyat juga menyinggung arah kebijakan pemerintah secara nasional. Ia menyatakan kekecewaannya terhadap kondisi bangsa yang menurutnya semakin terpuruk sejak era Presiden Habibie, Gus Dur, Megawati, hingga Susilo Bambang Yudhoyono. Kritik paling tajam ia sampaikan kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo, yang dinilainya terlalu fokus pada pencitraan dan melengkapi keterpurukan di era pemerintahan sebelumnya.
“Pemerintah Jokowi terlalu sibuk memoles citra, seakan-akan ingin dikasihani. Framing yang berlebihan menjauh dari realitas sebenarnya,” kata Sukiyat.
Meski demikian, Sukiyat menegaskan sikap optimis terhadap pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, Prabowo menunjukkan kesungguhan dan semangat tulus untuk membawa Indonesia menuju kemandirian dan kedaulatan yang lebih kuat.
“Saya melihat Pak Prabowo punya semangat dan ketulusan untuk memperbaiki negeri ini. Kita harus memberi kesempatan dan dukungan agar Indonesia bisa bangkit, bukan terus terjebak dalam drama pencitraan,” sebutnya.
H. Sukiyat (68) adalah sosok inspiratif asal Klaten yang dikenal luas sebagai pengusaha otomotif sekaligus penggerak pemberdayaan difabel. Di masa kecilnya, ia mengalami polio yang menyebabkan kaki kirinya lumpuh. Julukan ejekan seperti “Peyok Deglog” sempat membuatnya minder hingga memilih berhenti sekolah.
Titik balik hidupnya terjadi saat ia menempuh pendidikan keterampilan di Balai Rehabilitasi Prof. Dr. Soeharso, Solo, yang mengembalikan rasa percaya dirinya.
Pada 1977, dengan modal Rp75 ribu dari Yayasan Dharmais, ia mendirikan bengkel kecil bernama Kiat Motor di Trucuk, Klaten. Bengkel tersebut kemudian dikenal publik karena keterlibatannya dalam proyek mobil nasional Esemka. Lebih dari itu, Kiat Motor berkembang menjadi ruang belajar bagi pelajar SMK sekaligus wadah pemberdayaan bagi para difabel.
Selain berwirausaha, Sukiyat aktif memimpin Ikatan Wirausaha Alumni (IWAU) RC Prof. Dr. Soeharso, organisasi yang mewadahi wirausaha difabel untuk memperkuat jejaring ekonomi inklusif. Ia juga pernah menggagas pendirian Difabel Training Center yang dilengkapi bengkel, asrama, dan restoran cepat saji.
Kisah hidup Sukiyat menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan fisik tidak membatasi mimpi. Dari pengalaman hidupnya, ia membangun warisan berupa semangat kemandirian, keberanian, dan inspirasi bagi generasi muda maupun komunitas difabel di Indonesia.
Topik:
Sukiyat Dinas Sosial Klaten Disabilitas DifabelBerita Sebelumnya
Gaji Kecil” tapi Harta Segunung, DPRD Malut Bisa Bikin Tips Finansial
Berita Terkait

Sukiyat Minta Petinggi Astra Hadir Sidang Mediasi soal Gugatan Wanprestasi di PN Jakut
9 Mei 2025 17:10 WIB

Saham AUTO Terpeleset, Astra Otoparts Diguncang Gugatan Rp100 Miliar
30 April 2025 12:13 WIB