DBHCHT 2025 Dorong Blitar Tanam Cabai Off Season untuk Tekan Inflasi

Blitar, MI – Pemerintah Kabupaten Blitar menyiapkan langkah strategis untuk menekan inflasi akibat fluktuasi harga cabai dengan mengembangkan budidaya cabai off season melalui pendanaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) 2025.

Program ini dikelola Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar dan menyasar varietas cabai rawit yang ditanam di luar musim guna menjaga pasokan saat produksi nasional melemah.

Kepala Bidang Sarana Tanaman Pangan dan Hortikultura DKPP Kabupaten Blitar, Siswoyo Adi Prasetyo, menjelaskan bahwa cabai menjadi komoditas sensitif yang berperan besar dalam pembentukan inflasi daerah. Karena itu, pasokan tambahan harus disiapkan pada periode ketika mayoritas petani tidak menanam cabai.

“Penanaman cabai off season ini kita arahkan untuk musim hujan. Biasanya petani, terutama di wilayah Blitar Utara, enggan menanam cabai saat hujan. Dengan penanaman di luar musim ini, kami berharap panen nanti bisa membantu menstabilkan harga,” ujarnya, Sabtu (15/11/2025).

Melalui DBHCHT 2025, pengembangan cabai off season dipusatkan pada empat kecamatan: Doko, Talun, Nglegok, dan Srengat. Pemilihan wilayah didasarkan pada kesiapan kelompok tani serta kecocokan lahan untuk budidaya hortikultura di musim penghujan.

Total luas lahan yang dikembangkan mencapai 16 hektare, dikelola oleh empat kelompok tani yang masing-masing menggarap empat hektare. DKPP menyediakan bantuan berupa benih cabai, pupuk kimia, pupuk organik, hingga mulsa plastik.

“Tidak semua petani mau menanam cabai di musim hujan. Karena itu kami memilih kelompok hortikultura yang sudah berpengalaman dan siap menghadapi risiko hama dan penyakit yang tinggi,” jelasnya.

Proses pengadaan sarana produksi masih berlangsung hingga pertengahan November. DKPP menjadwalkan tanam pada Desember 2025, sehingga masa panen diperkirakan berlangsung pada Februari–Maret 2026, saat pasokan cabai biasanya menipis dan harga cenderung melonjak.

Pendampingan intensif dari tenaga teknis lapangan disiapkan sejak persiapan lahan hingga masa panen. Langkah ini penting karena budidaya cabai pada musim basah memiliki risiko kegagalan lebih tinggi.

“Benih yang kami pilih tahan virus, tetapi tetap membutuhkan perhatian khusus. Kami siapkan pendampingan supaya petani tidak bekerja sendiri,” tambahnya

Program cabai off season tidak ditujukan bagi petani tembakau. Pengembangan ini masuk kategori peningkatan sarana produksi pangan, sehingga menyasar kelompok tani hortikultura yang sudah terbiasa mengelola komoditas sayur.

DKPP memastikan sasaran program tepat dan efektif, agar DBHCHT benar-benar berkontribusi pada stabilitas harga pangan dan penguatan ekonomi masyarakat.

Pemkab Blitar menaruh harapan besar pada keberhasilan program ini. Jika panen berhasil dan mampu menekan kenaikan harga cabai, pola pengembangan off season akan diperluas pada tahun-tahun berikutnya sebagai model peningkatan produksi hortikultura lokal.

Intervensi melalui DBHCHT 2025 ini diharapkan memberi dampak nyata terhadap ketahanan pangan, terutama di tengah perubahan iklim dan dinamika harga nasional.

Cabai off season menjadi strategi adaptif Pemkab Blitar untuk memastikan pasokan tetap aman ketika petani lain berhenti menanam. Langkah ini sekaligus menegaskan fungsi DBHCHT sebagai alat penguatan ekonomi pedesaan, bukan sekadar dana pendukung sektor tembakau.

Dengan tersedianya pasokan cabai yang stabil, masyarakat diharapkan tidak lagi terbebani kenaikan harga yang sering terjadi pada musim penghujan. Pemerintah daerah menegaskan komitmennya agar bantuan negara tersalurkan tepat sasaran dan berdampak nyata pada kebutuhan masyarakat. (Adv/DBHCHT)