"Suara Pembaca" Seorang Guru Produktif di SMK Multimedia Sumbangsih Jakarta: Alasan Rekomendasi Kepsek kepada Saya untuk Tidak Diperpanjang Kontrak Kerja, Cenderung Ngawur dan Mengada-ada

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 8 Agustus 2025 21:31 WIB
Ilsutrasi - Guru sedang mengajar (Foto: Istimewa)
Ilsutrasi - Guru sedang mengajar (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Saya, adalah seorang praktisi seni, di bidang sketsa dan ilustrasi , guru produktif di SMK Multimedia Sumbangsih Jakarta selama tiga tahun sampai sekarang ini. Saya  adalah lulusan FSRD ISI Yogyakarta tahun 1988. Umur saya sekarang 64 tahun.

Menurut rekomendasi kepsek, sdr Akhmad Nidom, tentang penilaian kondikte saya selama mengajar mapel sketsa dan ilustrasi , yang di laporkan secara tertulis ke sdr Mulyaningrum (Direktur Dikdasmen, yayasan perguruan Sumbangsih), setelah saya bertemu dalam bincang di ruangannya, Senin, 23 Juni 2024, adalah unsur-unsur sebagai berikut :

1. MASALAH UMUR YANG SUDAH TUA:Umur saya sekarang sudah 64 tahun, dinilai sudah melanggar pasal aturan bahwa batas umur guru adalah 60 tahun. Padahal saat tiga tahun yang lalu, saat tes masuk (semasa kepemimpinan kepsek Heru, dan wakepsek Indah Susanti, di SMK Sumbangsih), membutuhkan seorang guru sketsa, dan saya  melamarnya. 

Dites oleh sdr Mulyaningrum , direktur Dikdasmen,  secara langsung micro teaching via video dari Jakarta, karena saya ada di Yogyakarta, dan diterima lolos tes menjadi guru sketsa .Kenapa saat itu saya dites, lulus dan diterima ? Padahal umur saya saat itu sudah lebih dari 60 tahun, yaitu 61 tahun . Kenapa baru sekarang sdr Akhmad Nidom baru mempersoalkan  hal ini kepada saya ?

2. MALAH SAYA TIDAK BISA IT/MULTIMEDIA: Dari awal lolos tes menjadi guru sketsa, saya jujur mengatakan bahwa saya gaptek IT. Kepsek saat itu, sdr Heru bilang, tidak apa-apa kalau untuk mengajar mapel sketsa secara manual, tidak perlu  IT/digital.

Saya kira memang benar pernyataan sdr Heru, bahwa, seorang praktisi seni rupa seperti saya ini, dalam mengajar sketsa ya berdasarkan skill, wawasan dan  pengalaman, ditambah sedikit teori,  tidak perlu memakai unsur IT/Multimedia. 

Karena mengajar sketsa itu secara manual, siswa praktek langsung menggambar , hand made, tidak perlu adanya unsur IT/multimedia. Apalagi saya juga dipercaya mengajar ilustrasi, yang unsurnya hampir sama juga dengan mapel sketsa dalam prakteknya.

Saya melihat sdr Akhmad Nidom tidak paham sama sekali dan tidak menguasai masalah apa itu seni sketsa , apa itu seni ilustrasi, yang mana dua mapel itu sangat penting sebagai basic atau dasar pada siswa di jurusan DKV dan Animasi yang ada di SMK Sumbangsih. 

Sdr Akhmad Nidom kecenderungan ngawur dalam menilai dan membuat rekomendasi saya ke sdr Mulyaningrum sebagai direktur Dikdasmen, rekomendasi penilaian kepada saya yang salah total , dan ini fatal terjadi di lembaga pendidikan yang namanya masih bagus .

3. MASALAH TIDAK  BISA MEMBUAT MODUL AJAR: Sepengetahuan saya, seorang praktisi seni dalam mengajar pada umumnya berdasarkan pengalaman , wawasan dan ketrampilan, sedikit teori praktis,  yang ada. 

Biasanya modul ajar itu tidak 100 % dijalankan. Terus terang saya juga mengumpulkan modul ajar tersebut, saya membeli modul ajar dari kawannya sdr Aditya (seorang guru juga si SMK Sumbangsih). Bahkan sdr Aditya yang menawarkan. Banyak juga para guru dibluaran membeli modul ajar mapel yang diajarkan, kata yang membuat penjual jasa modul ajar tersebut.

Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi. Ada bukti bahwa saya membeli modul ajar itu sebesar Rp 200.000. Saya menjadi paham bahwa dalam kurikulum Merdeka, ternyata modul ajar seni budaya misalnya (saya juga pengajar mapel tersebut) , pada intinya, khusus materi seni rupa yang diajarkan dalam mapel seni budaya . Dalam hal ini saya Jujur  mengakuinya.

4. MASALAH SAYA DICAP DALAM MEMBUAT SOAL TIDAK SESUAI MODUL AJAR: Sekali lagi saya katakan saya sebagai seorang praktisi seni sketsa dan ilustrasi, saya tidak 100 % yang saya ajarkan dari texbook/modul ajar yang ada, tetapi melalui pengalaman, wawasan dan ketrampilan, juga teori praktis yang ada , di mana saya adalah lulusan FSRD ISI Yogyakarta , dengan prestasi nilai kelulusan cumlaude dengan IP 4. 

Wawasan dan pengalaman dalam berkarya sketsa dan ilustrasi sudah puluhan tahun, dan karya saya banyak banget . Kenapa hal ini juga baru dipermasalahkan oleh sdr Akhmad Nidom (kepsek sekarang) ? Materi yang saya ajarkan kepada siswa , siswa pada puas  , senang dan apalagi tidak ada komplain dari orang tua siswa. Saya menilai wawasan tentang seni rupa sdr Akhmad Nidom sangat minim sekali.

Uneg-uneg saya di atas adalah bagian dari diskusi saya dengan sdr Akhmad Nidom melalu WA juga. 
Menurut kepsek Akhmad Nidom, nilai kondikte saya dalam rekomendasi,  nilainya B. Saya sangat kaget, manakala ada seorang guru baru masuk, 

Athena, bisa nilainya A ????. Hal ini saya nilai sebagai ketidak adilan dalam hal penilaian kondikte guru. Saya yang sudah malang melintang di dunia seni rupa puluhan tahun dan banyak contoh karya saya, hanya dilihat sebelah mata .Sdr Akhmad Nidom sekali lagi anda ngawur.

Saya menduga penilaian sdr Akhmad Nidom bersama guru manajeman kepada saya, sangat mengandung unsur politis, karena dugaan saya ada "bisikan" dari sdr Jihan dan Ali , sebagai guru di manajemen. 

Mereka bertiga bermain politik untuk menyingkirkan saya, karena saya sering mengkritisi mereka bertiga yang saya nilai kinerjanya kurang terbuka, suka menciptakan gap , sekat, kepada dewan guru. Tidak bisa melakukan pendekatan dan merangkul dewan guru dengan baik . Komunikasi dua arah mereka buruk. Banyak beberapa guru juga yang merasakan hal ini.

Bahkan dalam  kinerja mereka yang sering tertutup, komunikasi dengan dewan guru sangat buruk. Salah satu bukti bahwa: Manakala kepsek sdr Akhmad Nidom masih PJS (pejabat sementara menggantikan sdr Heru), saat itu ada program sekolah memindahkan lab komputer dari lantai tiga ke lantai dua . Kepala lab.nya adalah  sdr Anton. 

Namun dalam pemindahan lab yang anggarannya katanya puluhan juta tersebut, kepala Lab komputer tidak pernah diajak bicarakan atau konfirmasi dalam pemindahan ini. Juga tidak diomongkan dibicarakan di briefing setiap pagi kepada dewan guru.

Di balik ini ada apa ? Apakah guru di manajeman bermain proyek di sekolahan ? Takut ketahuan ? Ini jelas sebuah kinerja yang tidak terbuka dan tidak baik. Hanya untuk kepentingan kelompok mereka saja .

Ada lagi, manakala ada ivent sekolah, guru di manajeman awalnya tidak pernah dalam keputusan membuat daftar nama -nama di kepanitiaan secara terbuka ditempelkan di papan info di ruang guru. Padahal ini refleksi dari sebuah komunikasi dua arah yang sangat baik kalau dijalankan.

Baru setelah sering saya kritisi , mereka baru mau menempel daftar kepanitiaan tersebut di papan informasi. Betapa minim wawasan dan pengalaman kerja kawan guru di manajemen  SMK Sumbangsih Jakarta. 

Bisa jadi para pimpinan di SMK Sumbangsih Jakarta, merasa "gerah" sering saya kritisi demi menyuarakan kebenaran dan keadilan. Sehingga saya merasa akan "disingkirkan" oleh mereka (sdr Akhmad Nidom, sdr Jihan dan sdr Ali).

Maka dari itu saya terpaksa menulis "suara pembaca" di media ini. Bahkan dalam diskusi saya dengan kepsek , jangan salahkan saya kalau saya akan tulis di media. Kalau ada yang tidak terima, silakan menulis hak jawab di media ini. Atau kalau pimpinan yang lebih tinggi , misalnya pimpinan di Yayasan Perguruan Sumbangsih mau memanggil saya untuk dialog, silakan. Saya sangat terbuka . 

Harapan saya, para pimpinan di SMK Multimedia Sumbangsih ini , kalau memberikan penilaian rekomendasi kepada guru, itu yang  obyektif, benar, dan adil, jangan ngawur dan mengandung unsur politis.

Siapa saja yang tidak disukai ya disingkirkan. Pimpinan (kepsek dan guru di manajeman cenderung anti kritik, padahal kritik itu ibarat 'jamu pahitan' yang bisa membuat badan sehat. 

Apalagi saya sebagai guru produktif masih juga merangkap sebagai wartawan aktif, banyak liputan tulisan saya mengenai acara-acara atau ivent sekolah yang saya liput dan muat di media. 

Saya saat ini selain menjadi guru produktif,  juga ebagai pemimpin redaksi di media online, monitorindonesia.com. Semoga uneg-uneg saya di atas bisa sebagai pembelajaran dan instrospeksi bersama demo kemajuan SMK Multimedia Sumbangsih Jakarta. Dan pucuk pimpinan serta anggota di Yayasan Perguruan Sumbangsih bisa menilai dan melihatnya sebagai masukan yang positif. Salam santun, darI saya:

[R Gatot Eko Cahyono - Guru mapel sketsa dan ilustrasi]

Topik:

Guru SMK Multimedia Sumbangsih