Ini Alasan Dokter Terawan Tak Hadiri MKEK IDI

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 2 April 2022 03:35 WIB
Jakarta, MI - Staf khusus mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Brigjen TNI (purn) dokter Jajang Prayitno membeberkan sejumlah alasan kenapa dokter Terawan menolak menghadiri panggilan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Ikatan Dokter Indonesia(IDI). Alasan utama karena MKEK IDI seolah mengadili dokter Terawan. Jajang menuturkan, Terawan sebenarnya sudah memenuhi panggilan dan beraudiensi di kantor MKEK PB IDI pada 30 Agustus 2013 lalu. Saat itu, Terawan berusaha menjelaskan hasil karya inovasi digital subtraction angiography (DSA) atau terapi cuci otak yang dikembangkannya. Namun, Terawan justru merasa diadili. Dokter Jajang menjelaskan, masalah tersebut berawal dari persaingan di internal cabang radiologi. Namun, persoalan tersebut meluas karena DSA yang dikembangkan Terawan ternyata bisa mengobati orang yang lumpuh, stroke dan lainnya. Bahkan, DSA kemudian dapat mengobati saraf dan lainnya, sehingga terapi pengobatan ini mengalami kemajuan yang pesat. Sayangnya, inovasi karya anak bangsa yang berkembang pesat ini, tidak didukung oleh organisasi profesi dokter dan justru diadili oleh para dokter lainnya. “Ya tentu Terawan merasa kesal, inovasi yang bertujuan demi kebaikan dan mulia, malah tidak dianggap dan dituding aneh-aneh termasuk diadili para dokter IDI karena mungkin mereka merasa takut lahannya (praktik dokter) terganggu,” ujar Jajang, Jumat (1/4). Dia mengungkap banyak dokter senior IDI yang mengadili dan menyalahkan dah bahkan menghakimi Terawan. Padahal sudah ada iktikad baik datang untuk menjelaskan semuanya namun kenyataannya berbeda. Karena itulah, Terawan tidak mau datang kembali saat dipanggil MKEK IDI. Selain itu, jabatan Terawan waktu itu masih sebagai Kepala Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Subroto yang juga sebagai bawahan dari Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad). Seharusnya pemanggilan MKEK IDI itu dialamatkan kepada Kasad yang juga menaungi RSPAD. Hal itu agar nantinya pimpinan yang memerintahkan Terawan menghadiri muktamar atau lainnya dari IDI. "Alamat pemanggilan tertuju ke dr Terawan, meski sebagai Kepala RSPAD tapi beliau adalah bawahan Kasad. Jadi karena tidak tepat, Terawan tidak menghadiri pemanggilan dari MKEK IDI,” urainya. Tak hanya itu, sebagai tim dokter kepresidenan Terawan diwajibkan standby setiap saat dan siap siaga melayani dan mengikuti presiden maupun wakil presiden kemana pun bepergian. “Jadi dia harus ikut terus dampingi presiden dan kapan waktunya untuk menghadiri panggilan IDI? Sudah tidak ada waktu lagi, apalagi nantinya hanya akan disalah-salahkan saja," tandasnya.[Yohana]  

Topik:

Terawan RSPAD IDI