Demensia: Ini Faktor yang Meningkatkan Risikonya

Tim Redaksi
Tim Redaksi
Diperbarui 22 September 2022 19:30 WIB
Jakarta, MI - Demensia merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan penurunan fungsional yang sering kali disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada otak. Demensia adalah kumpulan penyakit dengan gejala-gejala yang mana mengakibatkan perubahan pada pasien dalam cara berpikir dan berinteraksi dengan orang lain. Seringkali, memori jangka pendek, pikiran, kemampuan berbicara dan kemampuan motorik terpengaruh. Beberapa bentuk demensia mengubah kepribadian pasien. Penderita demensia akan kehilangan kemampuan tertentu dan pengetahuannya yang telah didapatkan sebelumnya. Hal inilah yang terutama membedakan dengan kondisi lainnya yang mempengaruhi pikiran. Menurut perkiraan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demensia mempengaruhi sekitar 50 juta orang di seluruh dunia, di antaranya sekitar 60% tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Setiap tahun, sekitar sepuluh juta kasus baru terdaftar. Tiga faktor risiko yang dapat dimodifikasi Otoritas kesehatan mengakui bahwa usia adalah faktor risiko utama demensia, meski bukan satu-satunya. Secara umum, menjalani gaya hidup sehat dapat membantu mengatasi faktor risiko yang telah dikaitkan dengan penyakit ini. Secara khusus, perlu untuk menghindari konsumsi alkohol, mengontrol berat badan, makan makanan yang sehat, menjaga tekanan darah yang memadai dan konsentrasi kolesterol dan glukosa darah. Sekarang, sebuah studi baru menunjukkan dengan tepat tiga faktor risiko yang dapat dimodifikasi: tekanan darah tinggi, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik. Temuan yang dipresentasikan pada konferensi American Heart Association (AHA) Epidemiology and Prevention, Lifestyle and Cardiometabolic Health, menunjukkan bahwa sebagian besar kasus demensia dapat dicegah, terutama di kalangan orang dewasa. “Ada hal-hal yang dapat dilakukan orang yang dapat meningkatkan atau menurunkan risiko demensia,” jelas Mark Lee, kandidat doktoral di University of Minnesota di Minneapolis, dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh organisasi tersebut. Dalam studi baru, para peneliti mengumpulkan data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS dan lima kumpulan data lainnya. Setelah evaluasi, 42,4% kasus demensia dikaitkan dengan 12 faktor, dengan tiga faktor terkait jantung mendorong sebagian besar risiko tersebut di seluruh kalangan. Tekanan darah tinggi, juga dikenal sebagai hipertensi, berkontribusi pada 6,7% dari kasus tersebut; obesitas sebesar 7%; dan aktivitas fisik sebesar 6,7%. Faktor-faktor ini lebih tinggi dalam setiap kelompok ras dan etnis, meskipun proporsinya bervariasi, catat para peneliti. Perlunya strategi yang lebih baik untuk mengurangi faktor risiko terkait jantung, yang pada gilirannya akan mengurangi risiko demensia di seluruh populasi. Dalam penilaian peneliti, langkah selanjutnya adalah menentukan intervensi mana yang paling efektif dalam mengurangi masing-masing dari 12 faktor risiko demensia yang dapat dimodifikasi. Selain itu, peneliti percaya penelitian lebih lanjut diperlukan pada determinan sosial kesehatan yang mendasari perbedaan ras.