Kasus Gagal Ginjal Akut Meningkat, BPOM Diminta Tanggung Jawab Peredaran Obat Terkandung Etilen Glikol

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 20 Oktober 2022 14:17 WIB
Jakarta, MI - Ditemukannya banyak anak yang mengalami gagal ginjal akibat mengkonsumsi obat sirup yang mengandung Etilen Glikol harus ditangani serius. Bagaimana tidak, sebanyak 15 produk sirup obat di Indonesia teridektifikasi mengandung etilen glikol, salah satu senyawa yang dikaitkan dengan gagal ginjal akut. Informasi ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI dr Dante Saksono Harbuwono. "Kita sudah mengidentifikasi 15 dari 18 obat yang diuji uji sirup masih mengandung etilen glikol," ujarnya di Hospital Expo PERSI, Jakarta, Rabu (19/10). Atas hal ini, Pengamat Kebijakan Publik, Fernando EMaS meminta Presiden Jokowi harus menganggap dan memberikan perhatian serius terhadap persoalan yang sudah membuat anak-anak menjadi korban sebanyak 206 orang yang mengalami gagal ginjal dan 100 orang meninggal. Presiden Jokowi, tegas Fernando, sebaiknya membentuk tim investigasi untuk melakukan penyelidikan agar penyebab peredaran syrup yang menyebabkan anak-anak mengalami gagal ginjal dan meninggal dunia terungkap. "Begitu pula dengan pihak-pihak yang bertanggungjawab harus diproses secara hukum," jelas Fernando saat berbincang dengan Monitor Indonesia, Kamis (20/10). Termasuk Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) harus bertanggung jawab atas beredarnya obat syrup untuk anak yang mengandung Etilen Glikol sehingga menyebabkan gagal ginjal. "Saya menganggap BPOM sudah lalai menjalankan tugasnya untuk melakukan pengawasan terhadap obat yang seharusnya dilakukan secara berkala," lanjutnya. Tak hanya itu saja, menurut Fernando, sebaiknya Kepala BPOM dan Deputi yang terkait segera mengundurkan diri dari jabatannya karena telah gagal memimpin lembaga pengawas obat dan makanan tersebut. Sehingga menyebabkan banyak korban dari kalangan anak-anak atau Jokowi segera memberhentikan dari posisinya. "Terdapatnya peredaran obat yang mengandung zat berbahaya, seolah tidak ada lembaga yang memberikan perlindungan bagi warga Indonesia dari makanan dan obat-obatan yang mengandung zat berbahaya bagi penggunanya," tutupnya. Kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak usia 6 bulan hingga 18 tahun mengalami peningkatan signifikan dalam dua bulan terakhir. Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) telah mencatat 189 kasus hingga Selasa (18/10/2022). Berdasarkan data tersebut, kasus paling banyak didominasi anak usia 1-5 tahun. Meskipun demikian, Kemenkes RI meminta orang tua untuk tenang dan tidak panik. Orang tua juga diminta tetap waspada apabila anak menunjukkan sejumlah gejala. "Pantau terus kesehatan anak-anak kita. Jika anak mengalami keluhan yang mengarah kepada penyakit gagal ginjal akut, sebaiknya segera konsultasikan ke tenaga kesehatan. Jangan ditunda atau mencari pengobatan sendiri," imbau Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan dr. Yanti Herman, dikutip dari laman resmi Kemenkes RI. BPOM