Siapa Orang Kuat yang Intimidasi BPOM saat Penggerebekan Pabrik Pil Koplo di Semarang?

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 22 April 2024 10:14 WIB
Kondisi Gudang Blok A5/15 Kawasan Industri Candi Gatot Soebroto Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), seusai digrebek (Foto: Istimewa)
Kondisi Gudang Blok A5/15 Kawasan Industri Candi Gatot Soebroto Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), seusai digrebek (Foto: Istimewa)

Semarang, MI - Tiga pabrik pil koplo digerebek petugas gabungan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Badan Intelijen Negara (BIN), dan Badan Intelijen Strategis (BAIS) di Semarang, Jawa Tengah. Pabrik-pabrik yang berlokasi di Kawasan Industri Candi Gatot Subroto, Kecamatan Ngaliyan, itu digerebek pada Selasa (26/3/2024).

Terungkapnya pabrik pil koplo itu merupakan hasil pengembangan dari penggerebekan serupa di Kawasan Marunda Centre Bekasi, Jawa Barat (Jabar).

Seperti pada biasanya, jika ada penggerebekan, tentunya pihak-pihak terkait akan mengadakan konferensi pers. Namun, BBPOM sendiri disebut telah  membatalkan konferensi pers itu yang direncanakan pada Rabu (27/3/2024).

Meja konferensi telah disiapkan Direktur BBPOM yang ada di lokasi langsung meninggalkan pabrik pil koplo itu. Padahal, BBPOM Semarang melalui grup WhatsApp-nya mengajak awak media hadir konferensi pers di gudang tiga di kawasan industri  itu pada pukul 07.00 WIB. 

"Teman teman media, besok pagi silakan merapat ke gudang 3, jam 07.00. Ka Balai berkenan memberikan statement," kata penyidik enggan disebut namanya.

Dibatalkannya konferensi pers, menurut dia, karena adanya intervensi dari orang mempunyai pengaruh besar. Namun pihaknya enggan memberitahukan orang itu. "Kami manusiawi posisi kami juga pengen aman dan tidak terancam. Kami dapat intervensi dari orang memiliki pengaruh menggeser orang," katanya.

Anehnya lagi, saat penggerebekan tidak ada pelaku yang ditangkap dan bahkan tidak ada polisi yang datang menyelidiki kasus ini. "Kenapa kok tidak ada pelaku yang tertangkap? Saat kami datang pekerja ini sudah pulang bahkan mesin pengolah obat itu saat kami datang masih anget. Sampai sekarang ini lho tidak ada ya g datang. Adanya BAIS, sama tim intelejen," ungkapnya.

Pihaknya, kini tengah berusaha mengungkap siapa pelaku utama pabrik pil koplo. BBPOM akan melakukan upaya Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Dia memastikan adanya orang berpengaruh akan menghalang-halangi dibalik pengungkapan kasus itu. 

Hal itu dibuktikan lolosnya pengiriman bubuk pembuatan obat yang seharusnya untuk farmasi. Siapa orang yang berpengaruh itu pihaknya enggan menyebutkan. Pihaknya lebih memilih diam.

Diketahui, bahwa Deputi 4 BIN, BPOM dan BAIS menggerebek pabrik pil koplo di Semarang, Jawa Tengah. Dari hasil penyelidikan sementara, penjualan pil koplo dari pabrik tersebut bisa mencapai omzet triliunan rupiah dalam sepekan.

Penggerebekan terhadap tiga buah gudang pabrik itu dilakukan di kawasan industri Candi Ngaliyan Semarang. Dari tiga gudang yang digerebek, salah satunya dijadikan pabrik pembuatan pil koplo yang lengkap dari bahan baku hingga mesin produksi dan pengering.

"Ada tiga blok, 5,6 dan 3. Izinnya memang untuk gudang. Ini disewakan, jadi pemilik tidak tahu," kata Kapolsek Ngaliyan Semarang, Kompol Indra Romantika kepada wartawan, Selasa (26/3/2024).

Dari hasil penyelidikan sementara, obat-obatan ilegal jenis pil koplo yang diproduksi terdiri dari Hexymer, Trihexypenidyl dan Tramadol merk Alfa Generik. 

Dalam produksinya, pabrik di Semarang tersebut bisa menghasilkan jutaan butir pil koplo bernilai triliunan rupiah dalam sepekan. Hasilnya dipasarkan ke wilayah Jawa, Bali, dan Kalimantan.

Sementara itu, Kepala BPOM Semarang, Lintang Purba Jaya, mengatakan obat-obatan yang diproduksi tersebut acap kali disalahgunakan. Oleh sebab itu, operasi penggerebekan ini mengungkap produksi tak sesuai standar.

“Jadi industri ilegal produksi obat di wilayah Semarang ini ada tiga gudang produksi yang di mana merupakan obat yang tidak memenuhi standar keamanan mutu dan produk,” kata Lintang kepada wartawan, Rabu (27/3/2024).

Sekali produksi, lanjut Lintang, pabrik tersebut bisa menghasilkan jutaan butir pil koplo dengan omzet miliaran rupiah selama sepekan. Jutaan pil koplo itu kemudian dipasarkan ke wilayah Jawa, Bali dan Kalimantan.

Romantika, menambahkan, belum ada orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Saat penggerebekan, tiga gudang tersebut juga dalam kondisi kosong.

“Kemarin ada penggrebekan di tiga gudang di wilayah sini. Saat digrebek, tidak ada orang sama sekali,” kata Romantika.

Sejumlah barang bukti yang berada di gudang tersebut sudah diangkut oleh BPOM di Semarang ke Rumah Benda Sitaan Negara (Rupbasan). Kemudian, Tim Reserse Narkoba Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Semarang dan Kepolisian Daerah (Polda) Jateng telah melakukan koordinasi dan merapat ke lokasi kejadian.

Adapun saat penggerebekan, BPOM di Semarang berhasil mengamankan sekitar 110 juta tablet dalam satu gudang. Menurutnya, total tiga gudang yang digerebek bisa mencapai 500 juta pil koplo. “Kalau dari harganya memang dari produknya saja bisa sampai Rp100 miliar hingga Rp200 miliar,” tandasnya. (wan)