Insomnia: Risiko, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan

Venny Carasea
Venny Carasea
Diperbarui 30 Januari 2022 12:25 WIB
Monitorindonesia.com - Insomnia adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan tidur. Gangguan tidur ini membuat seseorang tak memiliki waktu tidur yang dibutuhkan tubuh. Hal tersebut menyebabkan kondisi fisik pengidap insomnia menjadi tidak cukup fit untuk melakukan aktivitas keesokan harinya. Masalah ini dapat terjadi dalam jangka pendek (akut) hingga jangka panjang (kronis). Selain itu, tidur merupakan keadaan tidak sadar yang terjadi secara alami untuk memungkinkan tubuh untuk beristirahat. Seseorang mungkin akan melalui empat atau lima siklus tidur dalam satu malam. Satu siklus tidur berlangsung kurang lebih selama 90 menit. Siklus ini diawali empat tahap tidur non-REM, terdiri dari tidur ringan sampai tidur dalam. Lalu, dilanjutkan dengan tidur REM dan di tahap inilah proses mimpi terjadi. Faktor Risiko Faktanya, insomnia dapat terjadi pada semua rentang usia dan lebih rentan terjadi pada wanita dibandingkan pria, serta seseorang yang sudah lanjut usia. Beberapa faktor lainnya yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami masalah tidur ini, antara lain: Masalah mental, seperti depresi, gangguan kecemasan, hingga gangguan stres pasca trauma (PTSD). Bekerja shift, pekerjaan seperti ini bisa mengubah jam biologis tubuh. Jenis kelamin, ketika menstruasi tubuh akan mengalami perubahan hormon, kondisi ini menimbulkan gejala hot flashes atau keringat di malam hari, sehingga menyebabkan gangguan tidur. Usia, insomnia meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Perjalanan jauh, melakukan perjalanan jauh atau jet lag karena melintasi beberapa zona waktu juga bisa memicu insomnia. Selain itu, mengidap kondisi medis tertentu, seperti obesitas dan penyakit kardiovaskuler juga dapat menyebabkan seseorang mengalami insomnia. Masa menopause disebut juga dapat mengakibatkan terjadinya gangguan yang membuat sulit tidur ini. Penyebab Insomnia Ada beberapa faktor penyebab yang pada akhirnya berujung kepada kondisi sulit tidur pada jangka waktu yang cukup lama. Mulai dari akibat gaya hidup dan masalah kenyamanan ruangan kamar, hingga akibat gangguan psikologi, masalah kesehatan fisik, dan efek samping obat-obatan, seperti: Mengalami stress. Mengingat peristiwa yang traumatis. Terjadinya perubahan kebiasaan tidur, seperti tinggal di rumah baru. Alami jet lag. Mengonsumsi obat-obatan tertentu. Insomnia yang kronis dapat berlangsung paling tidak selama 3 bulan dan dapat bersifat primer atau sekunder. Sejauh ini, gangguan tidur dengan jenis primer tidak diketahui penyebabnya. Namun pada tipe sekunder, kondisi lain yang dapat terjadi, seperti pengaruh kondisi medis, masalah psikologis, penggunaan zat tertentu, serta mengidap diabetes. #Health Gejala Insomnia Seseorang yang mengalami masalah ini sangat sulit untuk merasakan ngantuk, sehingga menentukan ukuran tidur normal karena kebutuhan tidur berbeda-beda bagi setiap orang. Hal tersebut dipengaruhi oleh usia, gaya hidup, lingkungan, dan pola makan. Gejala-gejala insomnia yang paling umum, di antaranya: Sulit untuk merasakan ngantuk dan tidak bisa tertidur. Terbangun pada malam hari atau dini hari dan tidak bisa tidur kembali. Merasa lelah, emosional, sulit berkonsentrasi, dan tidak bisa melakukan aktivitas secara baik pada siang hari. Tidak bisa tidur siang, meskipun tubuh terasa lelah. Pengobatan Insomnia Dalam mengobati, hal pertama yang dilakukan oleh dokter adalah mencari tahu apa yang menjadi penyebab. Jika insomnia didasari oleh kebiasaan atau pola hidup tertentu yang tidak sehat, maka dokter akan menyarankan untuk memperbaikinya. Jika insomnia disebabkan oleh gangguan kesehatan (misalnya, gangguan kecemasan), maka dokter akan terlebih dahulu mengatasi kondisi yang mendasari rasa cemas tersebut. Dalam beberapa kasus insomnia, dokter akan menyarankan agar menjalani terapi perilaku kognitif. Terapi ini bisa membantu untuk mengubah perilaku dan pola pikir yang memengaruhi tidur mereka. Andaikan dianggap perlu, tak menutup kemungkinan dokter akan meresepkan obat tidur untuk beberapa waktu. Namun, obat tidur merupakan solusi yang bersifat sementara saja. Hal yang perlu digarisbawahi, penanganan insomnia jarang berhasil bila tak mencari solusi dari akar penyebabnya. Pencegahan Insomnia Periksakan diri ke dokter jika kesulitan untuk tidur atau sulit mempertahankan tidur, terlebih lagi jika hal tersebut berdampak kepada kehidupan sehari-hari. Kelelahan karena insomnia dapat memengaruhi suasana hati dan menciptakan masalah di dalam hubungan dengan orang-orang terdekat dan rekan kerja. Berikut ini beberapa cara yang efektif untuk mencegah terjadinya gangguan tidur: Berusaha untuk tidur di waktu yang sama setiap malam dan saat bangun di pagi hari. Pastikan juga tidak tidur siang karena dapat mengurangi rasa kantuk di malam hari. Hindari menggunakan smartphone saat sudah memasuki jam tidur agar rasa kantuk tidak hilang. Hindari konsumsi kafein, nikotin, serta alkohol di siang hari yang dapat memengaruhi pola tidur. Usahakan untuk berolahraga secara teratur setiap hari dan lakukan jauh sebelum waktunya tidur. Buat kamar menjadi tempat yang nyaman dan gunakan alat-alat yang mempermudah untuk tidur. Lihat juga: https://monitorindonesia.com/monindo2022/2022/01/kanker-otak-gejala-penyebab/ #Health

Topik:

Health Insomnia