Pembangunan Waduk Marunda Rp 59 Miliar Amburadul

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 8 September 2023 13:18 WIB
Jakarta, MI - Dinas Sumber Daya Air (SDA) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan kontraktor pembangunan waduk Marunda, Jakarta Utara pada tahap pertama tahun 2022 dimintai pertanggungjawabannya atas kinerjanya yang buruk. Kondisi waduk yang dibangun senilai Rp Rp 49.802.888.461.02 ini amburadul. Berdasarkan pantauan Monitorindonesia.com Kamis (7/9) dilokasi sangat miris dimana dinding beton berukuran kurang lebih 4 x1,5 meter keliling waduk asal pasang dan tidak teratur. Kondisi lain terlihat dinding beton sepanjang kurang lebih 50 meter nyaris tenggelam tak berfungsi. Pemasangan dinding beton yang merupakan pekerjaan pokok masih terputus putus tidak tersambung rapih. Sedangkan tanah urugan yang diisi ditengah tembok penahan abrasi dua lapis berjarak dua meter tersebut diambil dari kerukan lumpur kali yang berada persis disamping waduk tersebut. [caption id="attachment_564504" align="alignnone" width="1152"] Sebagian turap waduk Marunda yang tenggelam (Foto: MI/Sabam)[/caption] Hal tersebut dikatakan oleh warga sekitar kepada Monitorindonesia.com. Selanjutnya untuk mengelabui pengawasan, pihak kontraktor menimbun tanah urugan seadanya dengan ketinggian kurang lebih setengah meter. Hal lain yang menjadi pertanyaan publik adalah, urgensi pembangunan waduk Marunda tersebut. Sebab faktanya daerah tersebut memang lumbung air yang sejajar dengan permukaan air laut. Bahkan saat Monitorindonesia.com. berada dilokasi hingga menjelang sore hari, aliran sungai tersebut melawan arah akibat air laut sedang pasang. Warga setempat menjelaskan bahwa pembangunan waduk ini adalah tindakan pemborosan anggaran yang tidak bermanfaat sebagai waduk sesungguhnya. "Wong disini emang sama dengan pinggir lautan yang tidak pernah ada keringnya. Liat aja sekeliling waduk ini Empang dan tambak tambak ikan," ungkapnya. [caption id="attachment_564505" align="alignnone" width="1599"] Waduk Marunda Yang dikerjakan PT Dutaraya Dinametro amburadul (Foto: MI/Sabam)[/caption] "Semua Jakarta Raya sudah kering kerontang akibat kemarau panjang tapi disini tidak terpengaruh sama sekali sepanjang masa. Jadi pembangunan waduk ini adalah sangat lucu dan tidak punya manfaat apa apa," kata warga itu. Kejati DKI Jakarta Didesak Periksa Kadis SDA dan Kontraktor PT Dutaraya Dinametro Menanggapi kondisi ini, aktivis anti korupsi Daniel menyatakan keheranannya. Bagaimana Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta membangun waduk di lumbung air yang berdekatan dengan laut? "Ini kan pemborosan. Kami minta Kejati Jakarta Jakarta mengusut ini. Kami Curiga ini sindikat penggerogotan anggaran dengan menciptakan proyek asal asalan tanpa manfaat kepada masyarakat," tegas Daniel. "Selain itu kata dia, pekerjaan kontraktor ini kenapa dibayar Pemda? Harusnya ini tidak dibayar dan perusahaan pelaksana di back list karena pekerjaannya tidak becus," pungkasnya. (Sabam)

Topik:

SDA DKI Jakarta Waduk Marunda