Ririek Adriansyah dan Proyek Bermasalah di Telkom


Jakarta, MI - Belakangan ini, kasus dugaan korupsi di tubuh PT Telkom Indonesia (Telkom) Tbk. terus mencuat dan menuai perhatian publik. Pasalnya, dalam hal ini menyeret nama petinggi perusahaan BUMN itu.
Monitorindonesia.com, pada Rabu, 7 Mei 2025 memberitakan bahwa suntikan dana sebesar Rp400 miliar ke TaniHub dinilai bermasalah. Dana itu disebut-sebut mengalir ke proyek-proyek fiktif yang tidak menghasilkan pengembalian investasi sebagaimana dijanjikan.
Direktur Utama (Dirut) Telkom Indonesia (TLKM), Ririek Adriansyah mengakui bahwa memang secara substansi terjadi masalah dan Grup Telkom akan mengikuti proses hukum yang berlaku.
“Tapi ke depannya tentu kami akan melakukan perbaikan dari berbagai proses sehingga diharapkan hal tersebut tidak terjadi lagi di masa depan,” kata Ririek, Senin (5/5/2025).
Ririek sebagai bos utama di Telkom itu mengaku tidak ikut mengambil keputusan. “Kasus yang terjadi ada di level cucu, bahkan saya juga tidak ikut mengambil keputusan,” kata Ririek.
Tidak hanya dugaan skandal korupsi itu saja yang menjangkit lembaga plat merah ini. Disebutkan, setidaknya ada lebih dari seratus proyek. Tapi besaran detilnya masih ditutup.
Catatan Monitorindonesia.com ada tiga proyek bermasalah, yakni:
Proyek PT Telering Onyx Pratama (TOP) dan Asiatel
Dalam proyek ini dugaan nilai kerugian Telkom tercatat ratusan miliar. Proyek ini adalah pengadaan perangkat tablet Samsung Tab S3 dengan Nilai Total Rp 322.871.362.500 yang dipecah kepada dua anak perusahaan Telkom, TelkomInfra dan TelkomSigma.
Celakanya, Telkom baru menerima pembayaran down payment (DP) proyek sebesar Rp 18,9 miliar. Sedangkan Telkom, melalui anak usahanya, sudah melunasi pembelian barang ke vendor EraKomp.
Telkom sempat menerima pembayaran berupa cek dari TOP. Tapi ternyata itu hanya cek bodong yang tak bisa dicairkan. Belakangan diketahui vendor EraKomp terafiliasi dengan bowheer TOP.
Proyek TOP-Visiland
Ini mirip dengan proyek sebelumnya. Telkom seolah mendapat order pengadaan PC All In One Lenovo senilai Rp 95.874.678.500. Telkom lantas menunjuk anak usaha, TelkomSigma, untuk menjalankan proyek.
Penunjukan anak usaha ini diduga kuat agar mudah untuk pengaturan konkalikong dengan pihak vendor. TelkomSigma kemudia menunjuk Visiland sebagai vendor pemasok komputer.
Anehnya, meski Telkom baru menerima down payment (DP) sebesar Rp 9,5 miliar, Telkom meminta TelkomSigma untuk melunasi pembelian komupter ke Visiland. Seperti diduga, hingga hari ini Telkom tak pernah menerima pelunasan pembayaran proyek.
Proyek VSC Indonesia Satu
Ini adalah proyek pengadaan manajemen layanan visa Arab Saudi Untuk PT VSC Indonesia Satu. Awalnya VSC dan Telkom membuat perjanjian proyek recurring Rp 20,22 miliar per 3 bulan, dengan masa Kontrak dua tahun. Pada proyek ini Telkom sudah membayar setidaknya Rp 67 miliar untuk pengadaan perangkat proyek.
Sayangnya, hingga saat kesepakatan dengan pihak Arab Saudi, layanan tersebut tak bisa diselenggarakan. Karena berulang kali wanpretasi, pihak Arab Saudi memutuskan kontrak dengan VSC-Telkom, dan memindahkan pekerjaan ke pihak Biometrik Kharisma Universal.
Kini layanan ini sudah beroperasi dengan baik. Telkom, selain kehilangan dana investasi puluhan miliar, juga dianggap tak cakap di mata pihak Arab Saudi.
Siapa Ririek?
Ririek Adriansyah merupakan Direktur Utama PT Telkom Indonesia sejak 2019. Ia ditunjuk melalui Rapat Umum Pemegang Saham pada 24 Mei 2019 untuk menggantikan Alex J. Sinaga.
Dengan pengalaman kerja lebih dari 30 tahun yang seluruhnya dijalani di lingkungan Telkom Indonesia, Ririek dikenal sebagai figur yang berpengalaman dan memahami seluk-beluk industri telekomunikasi nasional.
Biodata Ririek Adriansyah
Nama lengkap: Ririek Adriansyah
Nama panggilan: Ririek Adriansyah
Tempat, tanggal lahir: 2 September 1963
Pekerjaan: Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom)
Perjalanan Karier Ririek Adriansyah
Ririek Adriansyah memulai karier profesionalnya di PT Telkom Indonesia pada tahun 1990, setelah lulus dari jurusan Teknik Elektro di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1989.
Kariernya dimulai dengan sangat sederhana, tetapi dedikasinya untuk perusahaan yang memberinya beasiswa kuliah ini terbukti luar biasa, karena ia tidak pernah bekerja di luar lingkungan Telkom Group selama lebih dari tiga dekade.
Pada periode 2004–2008, Ririek menjabat sebagai Deputy EGM Divisi Infratel PT Telkom, di mana ia mulai menunjukkan kemampuannya dalam mengelola dan mengembangkan sektor infrastruktur telekomunikasi.
Pengalamannya ini membantunya memulai langkah-langkah penting selanjutnya dalam kariernya.
Kemudian, pada tahun 2008 hingga 2010, Ririek dipercaya untuk menjadi Director of International Carrier Services di PT Telin, yang merupakan anak perusahaan Telkom yang bergerak di bidang layanan internasional.
Setelah itu, pada tahun 2010 hingga 2011, Ririek menjabat sebagai Director of Marketing and Sales di PT Telin, sebelum akhirnya dipercaya untuk menjadi President Director PT Telin pada tahun 2011 hingga 2012.
Perjalanan karier Ririek Adriansyah semakin menanjak ketika pada tahun 2012 hingga 2013, ia dilantik sebagai Direktur Compliance and Risk Management di Telkom Indonesia.
Pada tahun 2013 hingga 2015, ia menjabat sebagai Direktur Wholesale & International Business (WIBS), Telkom Indonesia, yang mengelola layanan bisnis wholesale dan internasional yang sangat penting untuk perkembangan Telkom Group.
Pada tahun 2015, Ririek Adriansyah mendapatkan tanggung jawab lebih besar lagi dengan dilantik sebagai Direktur Utama Telkomsel, menggantikan Alex J. Sinaga.
Ia memimpin Telkomsel hingga 2019, membawa perusahaan seluler terbesar di Indonesia ini terus berkembang di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.
Puncak kariernya terjadi pada 24 Mei 2019, ketika melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Ririek Adriansyah resmi diangkat sebagai Direktur Utama PT Telkom Indonesia, menggantikan Alex J. Sinaga.
Sebagai pemimpin Telkom, Ririek bertanggung jawab untuk mendorong transformasi digital yang lebih luas di Indonesia dan memperkuat posisi Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi dan digital terbesar di tanah air.
Fakta-Fakta Menarik Ririek Adriansyah
Berikut adalah beberapa fakta menarik yang wajib Anda ketahui tentang Ririek Adriansyah:
Karier tunggal di Telkom Group: Sepanjang karier profesionalnya, Ririek Adriansyah tidak pernah bekerja di luar Telkom Group, yang mana ini menunjukkan komitmen dan loyalitasnya yang tinggi terhadap perusahaan.
Lulusan beasiswa Telkom: Ririek merupakan penerima beasiswa dari Telkom untuk kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB), dan setelah lulus, ia langsung direkrut oleh Telkom.
Bisnis, Gaji, dan Kekayaan
Gaji Ririek Adriansyah Sebagai Dierktur Utama Telkom
Gaji dan remunerasi Ririek, yang mencakup tunjangan dan bonus tahunan, dapat mencapai lebih dari Rp8-10 miliar per tahun, tergantung pada performa perusahaan
Sebagai Direktur Utama PT Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah mendapatkan gaji dan tunjangan yang signifikan dari perusahaan BUMN terbesar di Indonesia.
Selain itu, Ririek juga kemungkinan menerima insentif saham atau fasilitas lain yang berkaitan dengan posisinya sebagai eksekutif di perusahaan publik seperti Telkom.
Total Harta Kekayaan Ririek Adriansyah
Total harta kekayaan Ririek Adriansyah mencapai Rp126.229.180.505, dengan tidak ada hutang yang dilaporkan.
Ini tercantum dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diunggah pada 28 Maret 2023.
Berikut rincian harta kekayaan Ririek Adriansyah berdasarkan LHKPN:
Tanah dan Bangunan: Rp86.898.500.000
Alat Transportasi dan Mesin: Rp4.855.000.000
Harta Bergerak Lainnya: Rp4.496.844.702
Surat Berharga: Rp8.536.289.250
Kas dan Setara Kas: Rp8.748.507.539
Harta Lainnya: Rp12.694.039.014
Meskipun tidak diketahui apakah Ririek memiliki usaha pribadi di luar Telkom, ia dikenal sebagai seorang profesional yang fokus pada tanggung jawabnya di perusahaan.
Topik:
Korupsi Telkom Ririek AdriansyahBerita Sebelumnya
Harap-harap Cemas Praktik Kriminalisasi UU ITE Usai Putusan MK
Berita Selanjutnya
Daftar Direksi BUMN Tersangka Korupsi dan Kasus yang Menjeratnya
Berita Terkait

Kejati DKI Didesak Tak Berhenti pada 10 Tersangka Korupsi Proyek Fiktif Telkom Rp 431 M
22 Juli 2025 01:48 WIB

Korupsi Telkom Akses Tangerang Rp 2,3 M: Kejaksaan Tahan Komisaris PT Jelma Rangga Gading Meliana Bastian
29 Mei 2025 15:22 WIB

Telkom Rombak Habis-habisan Direksi: Hanya Tersisa Honesti, Awaludin Balik Lagi!
28 Mei 2025 12:42 WIB