Kenakan Busana ‘Bundo Kanduang’, Puan Ungkap Perasaannya Saat Bacakan Teks Proklamasi

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 17 Agustus 2021 13:57 WIB
Monitorindonesia.com - Ketua DPR RI Puan Maharani ditunjuk sebagai pembaca teks proklamasi dalam Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Negara, Jakarta, Selasa (17/8/2021). Sebagai cucu proklamator yang juga Presiden pertama RI Soekarno, Puan mengaku tugas membacakan teks proklamasi memiliki makna tersendiri. "Tugas ini dipercayakan kepada saya kan terkait posisi saya selaku Ketua DPR RI. Namun saya termasuk orang yang tidak percaya begitu saja akan sebuah kebetulan belaka, bahwa kakek saya saat itu yang didaulat membacakan teks proklamasi dan 76 tahun kemudian cucu perempuannya yang didaulat untuk membacakan teks yang sama," ujar Pyan melalui keterangan tertulis, Selasa (17/8/2021). Dalam Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI ini, Puan memakai busana Bundo Kanduang berwarna krem, merah dan emas. Busana adat yang biasa disebut juga dengan Limpapeh Rumah Nan Gadang merupakan busana yang biasa dipakai oleh wanita Minang di Minangkabau, Sumatera Barat. Busana ini biasa dipakai oleh seorang wanita yang telah dewasa atau yang telah menikah, dengan memakai Tingkuluak Balenggek, penutup kepala yang berasal dari Lintau, Tanah Datar. Oleh wanita Minang, busana Bunda Kanduang biasa dipakai pada acara adat seperti pernikahan, pengangkatan datuak, dan lainnya. Makna dari busana ini adalah merupakan simbol dari pentingnya peran seorang ibu dalam sebuah keluarga. Sedang saat membaca teks Proklamasi, Puan juga mengaku merenungi pesan di balik tugas yang diberikan kepadanya sebagai pembaca Teks Proklamasi pada Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI dalam rangka HUT RI Ke-76 ini. Dia mengatakan, sejak dilantik menjadi Ketua DPR RI, dirinya berkeyakinan untuk terus menjaga dan memperjuangkan cita-cita kemerdekaan yang diinginkan para founding fathers. "Apa makna dari tugas ini, itu yang terus coba saya renungi, pesan dan misi apa yang saya emban? Satu hal yang saya resapi sejak hari saya dilantik sebagai Ketua DPR, bahwa saya harus terus menjaga dan memperjuangkan cita-cita kemerdekaan yang diinginkan para founding fathers kita dan pejuang-pejuang terdahulu," paparnya. Tak hanya itu saja, saat membacakan teks proklamasi, Puan bisa merasakan bagaimana suasana tak menentu akibat Perang Dunia II saat Soekarno-Hatta memproklamirkan Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Terlebih saat ini, Indonesia sedang dilanda oleh kondisi tak menentu akibat pandemi Covid-19 yang sudah 1,5 tahun berlangsung.  "Hari ini, suasana tak menentu yang sama dirasakan dunia akibat 'perang' melawan Covid-19 dan varian Delta," kata Puan sembari menjelaskan, Proklamasi adalah bukti bahwa kemerdekaan bisa diraih kalau bangsa Indonesia bersatu dan mempunyai cita-cita bersama. Menurut Ketua DPP PDI Perjuangan itu, negeri yang merdeka ini harus berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian dalam budaya bangsanya. "Bahwa kalau bangsa kita bergotong royong, apapun bisa kita wujudkan. Proklamasi itu awal dari proses membangun republik ini menjadi Indonesia Maju dan Hebat," pungkas Puan Maharani. (Ery)

Topik:

bundo kanduang