Peleburan Eijkman ke BRIN Tidak Dipersiapkan dengan Baik

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 4 Januari 2022 14:10 WIB
Monitorindonesia.com - Peleburan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman ke Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dinilai tidak dipersiapkan dengan baik. Apalagi peleburan di saat Eijkman tengah melakukan kegiatan besar tekait Covid-19, yaitu pengembangan vaksin Merah Putih dan penelusuran whole genome sequencing terkait varian Omicron. Demikian disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS), Kurniasih Mufidayati melalui keterangan tertulisnya, Selasa (4/1/2022). Mufia sangat menyayangkan langkah peleburan Eijkman ke BRIN tersebut, karena terjadi pada saat-saat Eijkman tengah melakukan pekerjaan besarnya, yakni pengembangan vaksin Merah Putih yang hingga kini belum diketahui kapan target selesainya. "Termasuk penelurusan whole genome sequencing varian Omicron yang sudah mencapai 152 kasus di Indonesia. Akibat peleburan ini, tentunya kerja jadi sia-sia,” ujarnya. Mufida memberikan catatan, peleburan harus bisa memastikan bahwa kegiatan riset dan pengembangan yang saat ini dilakukan tetap bisa berjalan bahkan lebih cepat. “Demikian juga dengan peneliti non PNS nya, tidak terlantar dan terabaikan. Opsi-opsi bagi 131 peneliti yang diberhentikan juga memerlukan waktu baik dari seleksi maupun proses yang disebut beasiswa penelitian karena terkait anggaran tahunan,” ungkap dia. Mufida mencatat, BRIN kini memiliki postur yang sangat gemuk dengan penggabungan lembaga-lembaga riset seperti BPPT, LIPI, Batan, Lapan dan Eijkman. Ia menyebut peleburan ini juga masih belum menunjukkan kejelasan arah sehingga berdampak pada keengganan dari peneliti untuk dilebur ke dalam BRIN. “Sebelum peleburan, Kepala BPPT juga tidak sepakat dengan istilah peleburan tapi koordinasi artinya ada semacam keengganan dari masing-masing entitas karena khawatir tentang nasib penelitian yang sudah berjalan saat ini,” papar dia. Secara khusus Mufida juga khawatir dengan peleburan ini, lembaga internasional yang selama ini bekerjasama dan banyak mendukung Eijkman akan mundur dan meninjau ulang kerjasamanya. “Isunya soal kepercayaan, apalagi sejak awal komposisi Dewan Pengarah BRIN yang terdiri dari politisi dan pebisnis bukan murni profesional di bidang riset yang menimbulkan pertanyaan dan lagi-lagi soal trust,” urai politisi perempuan dari PKS ini.   (Ery)

Topik:

BRIN peleburan brin-eijkman