PGI Ajak Umat Teladani Pengerbonan Yesus Kristus yang Tulus Tanpa Syarat

Aan Sutisna
Aan Sutisna
Diperbarui 15 April 2022 10:15 WIB
Jakarta, MI - Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) menyatakan Ramadhan dan Paskah menjadi momentum kedua umat beragama memupuk cinta kasih dan toleransi. Ramadhan dan Trihari Suci Paskah adalah momentum yang baik untuk membuang arogansi beragama. “Karena sia-sia perayaan kerohanian ini jika kita masih saja mempertahankan ego. Sia-sialah perayaan bulan suci kalau kita masih belum menang atas segala ego,” seru Sekretaris Eksekutif Bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan PGI, Pendeta Jimmy Sormin Dalam siaran pers PGI yang diterima di Jakarta, Jumat (15/4), Pdt Jimmy menegaskan, sukacita kedua umat beragama memperingati Ramadhan dan Trihari Suci Paskah akan menjadi berkat jika umat bisa memenangkan diri dari nafsu, kebodohan, egoisme, dan arogansi beragama. Ia mengatakan dalam konteks kekristenan, Trihari Suci khususnya dalam momen Jumat Agung sejatinya dimaknai sebagai momen untuk mengingat pengorbanan Kristus di kayu salib guna menebus dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Bahwa cinta kasih dibuktikan melalui pengorbanan. “Hikmah yang bisa diambil dari peristiwa ini bahwa kasih itu yang paling besar buktinya adalah pengorbanan. Kita mengingat pengorbanan Kristus di kayu salib menjadi peristiwa kebahagiaannya itu justru di Paskah ketika manusia diselamatkan dari kuasa dosa,” terangnya. Dia menjelaskan pengorbanan Yesus menunjukkan cinta kasihnya kepada umat tak bersyarat dan melampaui segala yang ada di dunia. Pendeta Jimmy berpendapat bahwa umat Kristen harus bisa meneladani sikap mau berkorban untuk sesama, mau mengampuni, meminta maaf, berbagi dengan apa yang ada diri sendiri, dan berbagi kepada yang lemah sebagai bentuk pengorbanan. “Jika kita tidak mampu mengampuni orang yang bersalah dengan kita, alangkah egoisnya jika tidak bisa melepaskan segala keangkuhan dari dalam diri kita. Kalau Tuhan saja mau berbuat demikian (pengorbanan), mengapa kita tidak berupaya,” jelasnya. Pdt Jimmy menjelaskan dalam konteks perayaan kerohanian kedua kelompok beragama, hendaknya jemaat dapat memanfaatkan untuk introspeksi diri, berbenah diri menghayati bagaimana hubungan kepada sesama umat, dan sesama manusia. “Jadi ambil waktu untuk berkontemplasi guna introspeksi diri, bagaimana kita membangun semangat cinta kasih, dan saling toleransi. Di momen ini, kita mengupayakan mengontrol arogansi kita, egosentrisme, dan mengontrol diri agar menjadi lebih baik,” tuturnya. [iwah]

Topik:

PGI paskah 2022