Milenial Harus Aktif Kampanyekan Konsep Bela Negara Lewat Medsos

wisnu
wisnu
Diperbarui 16 April 2022 03:53 WIB
Jakarta, MI - Pakar ilmu sosial dan politik Henri Subiakto meminta, kalangan milenial Indonesia aktif kampanyekan konsep bela negara melalui media sosial. Hal itu, kata dia, untuk menjaga keutuhan NKRI dari pengaruh kelompok radikal. "Jangan sampai negara kita ini betul-betul menjadi seperti negara di Timur Tengah yang runtuh akibat provokasi kaum radikal dan propaganda ideologi transnasional," kata Henri dalam webinar yang dipantau, Jumat (15/4). Indonesia, kata dia, sangat rentan dengan berbagai konflik yang mengatasnamakan agama, pandangan politik, dan hal bersifat kedaerahaan. Dengan kerentanan tersebut, lanjutnya, keutuhan NKRI harus dapat dijaga, terutama oleh kalangan milineal dengan menggaungkan konsep bela negara dan mengamalkan nilai Pancasila di ruang digital. Penggunaan media sosial, katanya, efektif untuk mengampanyekan konsep bela negara karena kini platform tersebut semakin banyak diisi oleh konten intoleransi dan radikalisme. [caption id="attachment_374139" align="aligncenter" width="300"] media sosial[/caption] "Kita, Indonesia, memang mempunyai potensi untuk terjadinya konflik, seperti konflik agama, politik, dan yang bersifat kedaerahan. Ini harus kita jaga agar mereka yang ingin mengubah Pancasila kembali kepada NKRI," jelasnya. Dalam menjaga keutuhan NKRI, Henri juga mengimbau elemen bangsa Indonesia agar tidak lemah dan tidak mudah dipengaruhi oleh pandangan intoleransi, radikalisme, dan aliran agama transnasional. "Kalau Indonesia lemah, maka kekuatan asing akan menguasai Indonesia. Maka dari itu, kita perlu menjaga keindonesiaan, nasionalisme, dan kebangsaan ini karena kelompok-kelompok radikal dan anti-NKRI, setiap ada kesempatan, seperti demo buruh, demo mahasiswa ingin memanfaatkannya (untuk memecah belah persatuan Indonesia)," ujar Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga Surabaya itu.​​​