Wisman Singapura Rindu ke Batam, Mendagri: Terkendala Tes PCR

wisnu
wisnu
Diperbarui 16 April 2022 04:23 WIB
Jakarta, MI - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan bahwa wisatawan mancanegara asal Singapura sudah rindu berwisata ke Batam, Kepulauan Riau. Terklebih, dua tahun terakhir ini terhalang akibat pandemi Covid-19. "Memang mereka mengatakan bahwa warga Singapura sudah rindu untuk keluar berwisata ke Batam dan Bintan, karena dekat,” ujar Tito setelah berdiskusi langsung dengan otoritas terkait di Singapura sekitar dua pekan lalu, yang dikutip, Jumat (15/4). Wisawatan yang datang dari Singapura maupun Malaysia, kata dia, selama ini menjadi faktor penting dalam geliat pariwisata di Batam dan sekitarnya. Tetapi, saat ini, katanya, masih terkendala karena masuk turis mancanegara ke Kepri, khususnya yang datang dari Singapura dengan menggunakan tes PCR. Di Singapura, menurutnya, biaya tes PCR cukup tinggi dibandingkan Indonesia. Jika di Indonesia biaya PCR sekitar Rp300 ribu, maka di Singapura bisa mencapai 180 dolar Singapura atau sekitar Rp1,8 juta. [caption id="attachment_398189" align="aligncenter" width="300"] Mendagri Muhammad Tito Karnavian. (Foto: MI)[/caption] Kendala lainnya, hanya pihak-pihak tertentu saja di Singapura yang ditunjuk untuk melakukan tes PCR. Berbeda dengan Indonesia yang membolehkan pihak swasta turut memberikan layanan tes Covid-19, sehingga memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan tersebut. “Jasa PCR di sana yang melaksanakan PCR provider-nya PCR itu di network tertentu saja, beda dengan Indonesia dimana PCR itu diswastanisasikan, diprivatisasikan, sehingga tidak menjadi monopoli pemerintah,” beber dia. Adanya kendala itu, lanjut dia, membuat Pemerintah Indonesia melakukan dialog dengan pihak Pemerintah Singapura untuk membahas persoalan tersebut. "Harapannya, kewajiban PCR di Singapura bisa diturunkan menjadi Antigen, karena biayanya lebih murah sekitar 15 dolar Singapura atau Rp150 ribu," ujarnya. Selain itu Mendagri turut menyatakan bahwa Batam dan Bintan merupakan dua daerah yang memiliki destinasi wisata yang ramai dikunjungi selain Bali, Lombok, dan Sulawesi Utara. Ketika pariwisata ini terus dikembangkan oleh pemerintah daerah, maka akan memberi dampak pula bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Karena yang di Lagoi, Bintan itu menyumbang PAD yang cukup signifikan untuk Kabupaten Bintan,” ujar Mendagri.

Topik:

Mendagri