DKI Masih Menjadi Penyumbang Terbanyak Kasus Covid-19

wisnu
wisnu
Diperbarui 16 April 2022 22:23 WIB
Jakarta, MI - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat jumlah kasus positif di DKI Jakarta meningkat 602 dengan menjadi penyumbang terbanyak yakni 193 sehingga total keseluruhan ada 6.039.266 kasus di Indonesia. Berdasarkan data, selain DKI, daerah penyumpang kasus terbanyak yakni Jawa Barat 99 kasus, Banten 61 kasus, Jawa Tengah 53 kasus dan Jawa Timur 46 kasus. Penambahan kasus terkonfirmasi positif itu, juga diikuti dengan kasus kematian yang masih meningkat. Pada Sabtu (16/4), kasus kematian bertambah 24 kasus dari hari sebelumnya sehingga total keseluruhan ada 155.844. Di sisi lain, kasus aktif turun sebanyak 2.190 kasus. Akibatnya kini total kasus aktif tersisa 60.475 kasus. Sedangkan kasus kesembuhan ada 5.822.947 kasus, setelah mengalami penambahan 2.768. Dengan daerah penyumbang kasus kesembuhan terbanyak yakni DKI Jakarta 599 pasien, Jawa Tengah 567 pasien, Jawa Barat 394 pasien, DI Yogyakarta 260 pasien dan Banten 191 pasien. [caption id="attachment_422058" align="aligncenter" width="300"] Data kasus covid-19 secara nasional. (Ist)[/caption] Satgas turut mencatat 2.555 orang telah menjadi suspek Covid-19. Sedangkan 98.459 spesimen sudah diperiksa hari ini. Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menyebutkan, suatu virus tidak akan terpengaruh terhadap deklarasi perubahan status dari pandemi menjadi endemi. Memasuki tahun ketiga pandemi Covid-19, kata dia, tingkat kejenuhan masyarakat akan semakin kuat bahkan pada level negara sekalipun. Mulai banyak negara yang mendeklarasikan dirinya telah memasuki masa endemi. Padahal virus juga tidak akan terpengaruh oleh status endemi karena walaupun negara benar-benar berstatus endemi, virus akan terus ada dan berkembang di dalam masyarakat meskipun kasus cenderung lebih terkendali dan sesuai dengan hukum biologi. Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian karena meskipun sebuah negara memasuki endemi, kondisinya tetap sama berbahayanya akibat dampak yang masih terus diberikan pada fasilitas kesehatan seperti meningkatnya kematian. Ditambah di sebuah negara sendiri, terdapat beberapa daerah yang mungkin sudah memasuki endemi, sebagian memasuki epidemik ataupun sporadik. Sebab, tiap daerah mengalami tren kasus Covid-19 yang berbeda-beda. Oleh karenanya, apapun status pandemi dan kondisi suatu negara, Dicky meminta setiap orang agar tidak abai terhadap vaksinasi maupun menjalankan protokol kesehatan. “Kalau tidak ada vaksinasi atau cakupan vaksinasi atau imunitas yang memadai, apapun variannya bisa berdampak pada kematian yang besar dan itu yang terjadi di Hongkong saat lansia yang memiliki komorbid tidak ingin divaksin dan berakhir fatal,” ujar dia.

Topik:

kaksus covid covid di dki

Berita Sebelumnya

Kekerasan di Masjid Al Aqsa, PBB Seharusnya Tak Lepas Tangan

Berita Selanjutnya

Catat ya, Kemenhub Buka Pendaftaran Mudik Gratis Lebaran Tahap Kedua Pekan Depan