Antisipasi Hepatitis Akut, IDAI Keluarkan Rekomendasi

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 7 Mei 2022 15:30 WIB
Jakarta, MI - Usai ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit Hepatitis Akut menyita perhatian sejumlah organisasi profesi kesehatan di Indonesia termasuk Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) IDAI, dr Piprim Basarah Yanuarso mengeluarkan sejumlah rekomendasi bagi masyarakat dan juga residen dokter anak untuk mengawasi gejala Hepatitis Akut yang hingga kini sudah mencatat 170 kasus di 12 negara, dan memakan 3 korban jiwa anak di Indonesia. Piprim menjelaskan, gejala Hepatitis Akut antara lain terlihat dari perubahan warna urin (gelap) dan/atau feses (pucat), kuning, gatal, nyeri sendi atau pegal-pegal, demam tinggi, mual, muntah, atau nyeri perut, lesu, dan atau hilang nafsu makan, diare, serta kejang, dan ditandai dengan Serum Aspartate transaminase (AST)/SGOT atau Alanine transaminase (ALT)/ SGPT lebih dari 500 U/L. Sementara gejala yang terlihat dari pemeriksaan Laboratorium, dijelaskan Piprim, tidak ditemukan virus Hepatitis A, B, C, D, dan E. Namun pada beberapa kasus ditemukan SARS-Cov-2 dan/atau Adenovirus. Oleh karena itu, pemeriksaan pathogen (biologis maupun kimiawi) perlu dilakukan lebih lanjut. "Kami meminta agar seluruh dokter anak dan residen dokter anak juga turut mengawasi apabila gejala di atas muncul pada pasiennya," ujar Piprim dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/5) Setidaknya, Piprim menyampaikan sejumlah imbauan yang harus diperhatikan masyarakat dan juga residen dokter anak untuk mengantisipasi Hepatitis Akut ini. Di antaranya, masyarakat diminta untuk tetap tenag dan berhati-hati, mencegah infeksi dengan mencuci tangan, meminum air bersih yang matang, makan makanan yang bersih dan matang penuh membuang tinja dan atau popok sekali pakai pada tempatnya, menggunakan alat makan sendiri-sendiri, dan memakai masker dan menjaga jarak. "Serta agar mendeteksi secara dini jika menemukan anak-anak dengan gejala-gejala seperti kuning, mual/muntah, diare, nyeri perut, penurunan kesadaran/kejang, lesu, demam tinggi memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat," imbuh Piprim. Selain itu, IDAI juga mencatat hingga hari ini respon klinis dan kesehatan masyarakat telah diterapkan di Inggris Raya dan sejumlah negara dimana kasus ini muncul untuk mengoordinasikan penemuan kasus dengan penyelidikan penyebab penyakit dalam kasus Hepatitis Akut ini. Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan juga Dinas Kesehatan di seluruh wilayah di Indonesia kini sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memasukkan riwayat pajanan yang lebih rinci, dan tes virologi/mikrobiologi tambahan. (La Aswan)
Berita Terkait