Panglima TNI Janji Usut Oknum Prajurit Tendang Suporter di Stadion Kanjuruhan

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 3 Oktober 2022 17:48 WIB
Jakarta, MI - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa berjanji, akan mengusut tindakan kekerasan yang dilakukan oknum prajurit TNI dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Ia mengatakan oknum prajurit yang terlibat akan disanksi pidana. "Kami tidak akan mengarah pada disiplin, tidak, tetapi pidana karena memang itu sudah sangat berlebihan," ujar Andika kepada wartawan di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (3/10). Andika juga menyampaikan, pihaknya telah mulai melakukan investigasi oknum prajurit yang melakukan kekerasan di luar kewenangan sejak Minggu (2/10) sore. "Kami sudah sejak kemarin sore melakukan investigasi sekaligus kami lanjutkan dengan proses hukum. Karena apa? Karena memang yang viral itu, itu kan sangat jelas tindakan di luar kewenangan," ujarnya. Lebih lanjut, Panglima TNI itu pun meminta bantuan masyarakat dalam pengusutan kasus tersebut, dengan mengirim bukti berupa video terkait tragedi Kanjuruhan kepada Pusat Penerangan (Puspen) TNI. “Apabila ada video-video lain yang bisa dikirim ke kami, siapa tahu ada penonton yang saat itu juga mengambil video yang bisa menjadi bahan melengkapi investigasi dan proses hukum kami,” ungkapnya. Menurut Andika, berdasarkan video yang beredar, aksi prajurit terhadap suporter bukan dalam rangka mempertahankan diri, tetapi melakukan aksi yang menjurus tindak pidana. Andika juga menyebut bahwa oknum prajurit tersebut bukan hanya memenuhi unsur pelanggaran disiplin, melainkan juga tindak pidana. “Jadi kalau KUHPM (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer) Pasal 126 sudah kena, belum lagi KUHP-nya,” pungkasnya. Diketahui, kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10) malam. Sebanyak 125 orang dilaporkan meninggal dunia, 302 orang mengalami luka ringan dan 21 orang mengalami luka berat. Kericuhan tersebut terjadi saat para suporter menyerbu lapangan, usai tim Arema FC kalah melawan Persebaya dengan skor 2-3. Akibat banyaknya suporter yang menyerbu lapangan sehingga aparat kepolisian merespons dengan cara menghalau dan menembakkan gas air mata. Beberapa kali gas air mata ditembakkan ke arah tribun. Namun tak di sangka tembakan gas air mata tersebut pun membuat para suporter panik, berlarian sehingga terinjak-injak dan tewas.