Israel Terus Lakukan Pelanggaran HAM, Indonesia Bisa Tawarkan Proposal Perdamaian

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 4 Juli 2023 22:06 WIB
Jakarta, MI - Israel melancarkan operasi militer terbesar dalam beberapa tahun terakhir ke kota Jenin di Tepi Barat, Palestina pada Senin (3/7) dini hari pukul 01.00. Korban sementara ini 8 warga Palestina tewas, 50 terluka dengan 10 diantaranya terluka serius. Menanggapi kejadian ini, anggota Komisi 1 DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukamta menyatakan bahwa tindakan Israel melanggar hak asasi manusia (HAM) dan termasuk dalam kekerasan ekstrem. “Israel kembali agi melanggar hak asasi manusia, melakukan kejahatan ekstrem menyerang camp pengungsi Palestina dengan alasan upaya kontra-terorisme. Tindakan ini jelas sebuah kejahatan. Namun ironisnya negara seperti Amerika Serikat dan Inggris mendukung tindakan Israel,” kata Sukamta, Selasa (4/7). “Pemerintah Indonesia harus mengambil tindakan lebih tegas, terukur dan strategis dalam menyelesaikan masalah dan menghambat tindakan kejahatan Israel terhadap Palestina. Mengecam hanya menjadi angin lalu bagi Israel. Harus ada langkah nyata lainnya," imbuhnya. Upaya dan dukungan lain akan dilakukan oleh Sukamta yang saat ini menjadi Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI dengan mendorong negara-negara penyelesaian masalah Palestina dan Israel  di organisasi Inter Parliamentary Union (IPU) dan Liga Parlemen Dunia untuk Al-Quds atau the League of Parliaments for Al-Quds (LP4Q). “Permasalahan Palestina harus menjadi perhatian bersama dan penyelesaiannya bisa di dorong oleh parlemen-parlemen di berbagai negara. Langkah-langkah nyata dan strategis bisa memberikan kemajuan bagi kemerdekaan bangsa Palestina," ujarnya. "Pemerintah Indonesia bisa mengajukan sebuah  proposal perdamaian Israel Palestina yang berisi hal-hal lebih baik dan lebih maju dibandingkan dengan resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mulai dari mendorong perdamaian, pengiriman pasukan perdamaian hingga solusi dua negara," lanjutnya. Langkah-langkah ini akan menghadapi tantangan dari Amerika Serikat, sekutu Israel. "Selama ini permasalahan Palestina ketika dibawa ke PBB selalu diveto oleh Amerika Serikat ketika resolusi-resolusi PBB dinilai menyudutkan Israel. AS menerapkan standar ganda maka langkah bersama dari negara-negara di seluruh dunia bisa memberikan dampak signifikan melawan hegemoni AS. Namun, kalau Indonesia bisa mengajak negara negara besar lainnya, peluang untk membawa perdamaian di Palestina akan lebih terbuka," katanya. Dalam penyerangan Israel ke Palestina kali ini AS dan Inggris kembali menerapkan standar ganda dengan mendukung Israel namun tidak membela Palestina sedangkan pada invasi Rusia ke Ukraina, kedua negara membela dan mendukung penuh Ukraina.