Ternyata Segini Usia 2 Pesawat TNI AU yang Jatuh di Pasuruan

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 19 November 2023 09:48 WIB
Pesawat Super Tucano TNI AU (Foto: Ist)
Pesawat Super Tucano TNI AU (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Dua pesawat milik TNI Angkatan Udara (AU), Super Tucano dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103 yang jatuh di wilayah Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11) sudah dilengkapi dengan sistem avionik yang sesuai dengan standar MIL-STD-1553. 

Sistem avionik tersebut juga digunakan pada jet tempur milik AS, seperti F-16 Falcon, F-18 Hornet, AH-64 Apache, P-3C Orion, F-15 Eagle, dan F-20 Tigershark. Sistem avionik ini meliputi sistem navigasi, komunikasi, identifikasi, pemandu tembakan, dan sistem kendali penerbangan.

Diketahui, Dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI AU yang jatuh di wilayah Pasuruan Jatim, merupakan pesawat TNI AU yang dibeli tahun 2012.

Dilansir dari laman resmi TNI AU, pesawat tempur taktis ini dibeli di era kepemimpinan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dari Brazil.

Hal itu juga dibenarkan oleh anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin, dua pesawat tersebut terhitung sebagai alutsista baru yang dimiliki oleh TNI AU pada tahun 2012.

"Kita tunggu hasil investigasi dulu . Karena itu kan pesawat baru," ujar Hasanuddin saat dihubungi Monitorindonesia.com, Jumat (17/11).

Tetapi, yang menjadi pertanyaannya adalah tahun berapakah pesawat tersebut dibuat ?

Berdasarkan informasi yang diperoleh monitorindonesia.com, Pesawat Super Tucano TNI AU merupakan hasil pengembangan dari pesawat latih EMB-312 Tucano yang dirilis oleh Embraer pada tahun 1983. Versi Super Tucano baru diluncurkan pada tahun 1992 dengan peningkatan performa, avionik, dan persenjataan.

Namun, TNI AU baru mempunyai pesawat tersebut pada tahun 2012. Saat itu pemerintah Indonesia membeli Super Tucano dari Brasil yang bertujuan untuk menggantikan pesawat OV-10F Bronco yang sudah tua.

Sebanyak 16 Pesawat EMB-314 Super Tucano dibeli Indonesia di era Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dan KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat. Setelah dibeli, pesawat pun di tempatkan di Skuadron 21 Abdurahman Malang. (DI)