Kopda Hendrianto Akan Terima Kenaikan Pangkat Usai Gugur di Papua

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 26 Desember 2023 12:41 WIB
Komandan Korem (Danrem) 032/Wirabraja Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Rayen Obersyl [Foto: Ant]
Komandan Korem (Danrem) 032/Wirabraja Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Rayen Obersyl [Foto: Ant]
Padang, MI - Seorang prajurit TNI dari Batalyon Infanteri 133 Yudha Sakti Kopral Dua (Kopda) Hendrianto, yang gugur dalam menjalankan tugas di Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat Daya, akan mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) satu tingkat.

"Insya Allah akan kita ajukan kenaikan satu pangkat. Dalam kebiasaan kita, TNI atau pemerintah memberikan penghargaan kepada prajurit yang gugur di medan pertempuran dengan kenaikan pangkat satu tingkat," kata Komandan Korem (Danrem) 032/Wirabraja Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Rayen Obersyl di Padang, Selasa (26/12).

Kopda Hendrianto gugur pada Senin (25/12) sekitar pukul 14.00 WIT, setelah diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua, ketika menjalankan tugas negara. Selain Kopda Hendrianto, satu prajurit lainnya Prajurit Satu(Pratu) Frangky Gulo juga terkena tembakan di bagian perut, dan saat ini masih dalam perawatan intensif.

"Pratu Frangky Gulo ini menggunakan rompi antipeluru. Namun, proyektil tersebut pecah dan mengenai perut sebelah kanan," ujarnya.

Rayen mengatakan, Kopda Hendrianto gugur sesaat turun dari kendaraan untuk melakukan pengecekan pos tempat ia bertugas. Luka tembak yang menyasar bagian kepala prajurit itu, mengakibatkan kehilangan banyak darah sehingga tidak bisa diselamatkan.

Rencananya jenazah prajurit tersebut diberangkatkan dari Tanah Papua pukul 12.45 WIT, dan tiba di Bandara Internasional Minangkabau sekitar pukul 19.00 WIB. Dari bandara selanjutnya, Kopda Hendrianto terlebih dahulu disemayamkan di Korem 032/Wirabraja.

Para prajurit dari Batalyon Infanteri 133 Yudha Sakti, kata dia, telah bertugas sejak 24 Maret 2023. Beberapa tahun sebelumnya, penduduk di Kabupaten Maybrat diketahui hampir kosong, karena warga setempat memilih eksodus imbas ulah KKB.

Namun, sejak kedatangan prajurit TNI sekitar 70 persen masyarakat, yang tadinya eksodus telah kembali ke Kabupaten Maybrat. Personel TNI memiliki tugas utama menjaga keamanan, dan keselamatan para warga sipil di Kabupaten Maybrat, kata dia.

Berita Terkait