Said Didu: Menteri Ini Betu-betul Perusak Negeri!

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 23 Mei 2024 12:13 WIB
Mendikbudristek, Nadiem Makarim (Foto: Istimewa)
Mendikbudristek, Nadiem Makarim (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Kenaikan Uang Kukiah Tunggal (UKT) belakangan ini telah menuai protes yang meluas dari berbagai kalangan. Bukan hanya mahasiswa tapi juga dari politisi dan tokoh-tokoh.

Kenaikan UKT ini disebut akibat dari Permendikbudristek Nomor 2 Tahun 2024 mengenai Standar Biaya Operasional Pendidikan pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di lingkungan Kemendikbud.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyebut kenaikan UKT sesuai dengan asas keadilan dan inklusifitas.

Merespons hal ini, mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu, menilai Nadiem adalah menteri pengrusak negeri ini.

“Menteri ini betul-betul perusak negeri ini. Kenaikan UKT demi keadilan?” kata Said Didu dalam cuitannya di X.com seperti dikutip Monitorindonesia.com, Kamis (23/5/2024).

Menurut Said Didu, tidak ada keadilan jika pendidikan tinggi mahal. Karena itu artinya hanya orang kaya yang bisa mengenyam pendidikan. “Mana ada keadilan jika hanya orang kaya yang bisa masuk Perguruan tinggi karena biayanya mahal. Intinya bahwa kebijakan kenaikkan UKT adalah rezim Jokowi,” tandasnya.

Adapun Nadiem menyebut kenaikan UKT sesuai dengan asas keadilan saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR RI mengenai kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada Selasa (21/5/2024) kemarin.

Keadilan yang dimaksud Nadiem, UKT dibuat berjenjang berdasarkan golongan. Besarannya sesuai dengan kemampuan ekonomi mahasiswa. “Artinya bagi mahasiswa yang mampu mereka membayar lebih banyak dan mahasiswa yang tidak mampu dia membayar lebih sedikit,” kata Nadiem.