Ini Profil Indroyono Soesilo, Calon Dubes RI untuk AS yang Dipilih Prabowo


Jakarta, MI - Setelah dua tahun kosong, jabatan Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Amerika Serikat (AS) akhirnya akan segera terisi.
Presiden Prabowo Subianto dikabarkan akan mengangkat Dwisuryo Indroyono Soesilo sebagai dubes RI untuk AS.
Nama Indroyono, mantan Menko Kemaritiman di era Presiden Jokowi muncul ke permukaan usai menghadiri uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di Komisi I DPR RI, Sabtu (5/7/2025).
Sebelumnya, pemerintah sudah mengajukan nama calon dubes RI untuk AS ke DPR untuk diuji kelayakan dan merahasiakan sosoknya.
Posisi Dubes RI untuk AS memang sudah lama kosong sejak Rosan Roeslani mengakhiri masa tugasnya pada 17 Juli 2023 lalu, usai ditunjuk menjadi Wakil Menteri BUMN oleh Presiden Jokowi.
Belakangan, di kalangan media beredar informasi bahwa nama yang diajukan untuk mengisi posisi tersebut adalah Indroyono Soesilo.
Informasi ini dibenarkan oleh Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Budisatrio Djiwandono, yang menyebutkan bahwa Indroyono termasuk dalam daftar calon duta besar untuk negara-negara sahabat yang diajukan pemerintah ke DPR.
“Kalau tidak salah di list yang terakhir yang sudah diumumkan Ibu Ketua DPR demikian,” ujar Budisatrio di Gedung Nusantara II, kompleks DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Sabtu (5/7/2025).
Hsri ini, Komisi I DPR mulai menguji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap 24 calon dubes RI untuk negara sahabat dan perwakilan tetap RI di PBB, termasuk di dalamnya Indroyono Soesilo.
Profil Indroyono Soesilo
Dwisuryo Indroyono Soesilo dikenal sebagai ilmuwan sekaligus guru besar di bidang geologi, yang pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman dalam Kabinet Kerja 2014–2015, sebelum posisinya digantikan oleh Rizal Ramli.
Pria kelahiran Bandung, 27 Maret 1955 ini menempuh pendidikan Teknik Geologi di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lulus pada 1979.
Kemudian, ia melanjutkan pendidikan S-2 di Universitas Michigan, AS jurusan remote sensing atau penginderaan jauh (1981). Ia lalu mengambil S-3 jurusan geologi penginderaan jauh di Universitas Iowa, AS (1987), lalu program khusus remote sensing satellite ground station management training di Kanada pada 1992.
Saat masih kuliah di ITB, Indroyono tergolong mahasiswa cerdas sehingga dipercaya menjadi asisten laboratorium petrografi serta asisten kampus lapangan geologi. Setelah lulus, dia kemudian diangkat sebagai pegawai Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Indroyono memiliki rekam jejak panjang di dunia akademik dan pemerintahan. Ia pernah menjadi dosen luar biasa di Seskoad Bandung pada 1988–1989, mengajar staf senior TNI AD.
Ia juga tercatat sebagai pengajar di jurusan Meteorologi dan Geofisika ITB (1994–1995), dosen pascasarjana Teknik Sipil ITS Surabaya (1995), dosen Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral Universitas Trisakti (1996), serta pengajar Fakultas MIPA Universitas Indonesia (1997).
Indroyono pernah menduduki berbagai jabatan penting di BPPT, mulai dari kepala subdirektorat hingga direktur. Dia diangkat menjadi dirjen penyerasian riset dan eksplorasi laut Departemen Kelautan dan Perikanan pada 1999.
Pada 2001-2008, Indroyono menjabat kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP). Kemudian ia dipercaya menjadi direktur sumber daya perikanan dan aquakultur FAO PBB periode 2008 hingga 2011.
Di awal pemerintahan Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla, Indroyono sempat dipercaya menjabat sebagai Menko Kemaritiman. Setelah tidak lagi menjabat, ia kemudian menjadi penasihat kehormatan Menteri Parwisata Arief Yahya (2015-2019).
Sebagai seorang ilmuwan, Indroyono yang kini juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), telah menerima sejumlah penghargaan bergengsi baik dari dalam maupun luar negeri atas kontribusinya di bidang ilmu pengetahuan. Ia juga telah menerima tanda kehormatan bintang mahaputera pratama pada 2009.
Topik:
dubes-ri-untuk-as calon-dubes-as dwisuryo-indroyono-soesilo prabowo-subianto