DPR: CKG dan MBG Jadi Strategi Penting Cegah Penyakit dan Tekan Stunting

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 7 Agustus 2025 16:58 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Cellica Nurrachadiana. (Foto.Rizal)
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Cellica Nurrachadiana. (Foto.Rizal)

Jakarta, MI - Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan sekadar layanan sosial, melainkan investasi strategis untuk membentuk generasi Indonesia Emas 2045. 

Hal ini ditegaskan Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Cellica Nurrachadiana, dalam forum diskusi “Dialektika Demokrasi” di Komplek Parlemen, Senayan, Kamis (7/8/2025).

“Kalau membangun infrastruktur bisa dihitung tahun, membangun manusia bisa butuh puluhan tahun dan kerja bersama semua pihak,” ujar Cellica.

Menurutnya, dua mitra utama Komisi IX—yakni Kementerian Kesehatan dan Badan Gizi Nasional (BGN)—memegang peran penting dalam mendukung program prioritas nasional tersebut yang sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita, khususnya dalam pengembangan sumber daya manusia dan kesetaraan gender.

Saat ini, program CKG sudah menjangkau 16 juta masyarakat, dan menargetkan 53 juta peserta didik dari jenjang SD hingga SMA/SMK. 

Cellica menjelaskan, layanan kesehatan langsung ke sekolah menjadi langkah preventif penting untuk mendeteksi penyakit tidak menular sejak dini.

“Tenaga kesehatan turun langsung. Kalau ditemukan risiko penyakit, harus segera ditindaklanjuti, bukan hanya dicegah tapi juga diobati dan dipulihkan,” kata mantan Bupati Karawang tersebut.

Ia juga menyoroti peran krusial Puskesmas sebagai ujung tombak layanan primer, namun mengingatkan bahwa beban kerja yang tinggi menyebabkan pergeseran fungsi dari promotif menjadi kuratif, terutama di wilayah padat seperti Karawang dan Bekasi.

Tak hanya soal kesehatan, Cellica juga menekankan pentingnya edukasi keluarga dalam menunjang keberhasilan program. “Pasien hipertensi harus minum obat teratur. Tanpa peran keluarga, pengobatan tak akan efektif dan biaya negara terus membengkak,” ujarnya.

Terkait MBG, Cellica menilai program ini harus menjangkau kelompok prioritas seperti anak usia dini, siswa, ibu hamil dan menyusui, serta balita non-PAUD. “Anak-anak harus makan bukan hanya sampai kenyang, tapi juga sehat dan bergizi. Ini bekal membentuk generasi yang kuat secara fisik dan mental,” tegasnya.

Di akhir pernyataannya, Cellica mengajak seluruh elemen bangsa—dari akademisi, pelaku usaha, hingga media—untuk bersinergi mewujudkan keberhasilan dua program vital ini.

“Kolaborasi lintas sektor adalah kunci. Program ini tidak akan berhasil jika hanya digerakkan oleh pemerintah pusat. Ini tanggung jawab kita semua demi Indonesia Emas,” pungkasnya.

 

 

 

Topik:

Generasi Emas2045 CKG MBG Makan Bergizi Gratis