Polri: Polda Sulteng Bentuk Tim Khusus Usut Kasus Penembakan Pengunjukrasa

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 14 Februari 2022 13:31 WIB
Monitorindonesia.com- Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyampaikan bahwa pihaknya dalam hal ini Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Polda Sulteng) sudah membentuk tim khusus untuk mengusut kasus penembakan pengunjuk rasa tolak penambangan di Desa Katulistiwa, Tinombo Selatan, Parigi Moutong. Dilaporkan dalam aksi itu satu orang pengunjukrasa tewas tertembak. Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyatakan, Polda Sulteng saat ini tengah berupaya mencari pelaku penembakkan tersebut. Dedi menyebut Kapolda setempat sudah membentuk tim khusus. “Kapolda sudah membentuk tim untuk mengusut tuntas peristiwa tersebut,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Senin (14/2/2022). Sementara itu, Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufahriadi menyatakan akan menginvestigasi kasus ini. Rudy menegaskan, pelaku penembakan akan diganjar hukuman sesuai peraturan. “Sangat disayangkan insiden ini. Namun kami bekerja profesional, siapa pun bersalah akan kami hukum sesuai aturan dan perundang-undangan berlaku,” kata Rudy dalam konferensi pers di Polres Parigi Moutong. Berdasarkan informasi, korban bernama Erfaldi (21) merupakan warga Desa Tada, Tinombo Selatan, Parigi Moutong. Korban dilarikan ke Puskesmas Desa pada Pukul 00.40 WITA dan dinyatakan meninggal dunia, Minggu dini hari. Sebelumnya, massa demo yang mengatasnamakan Aliansi Rakyat Tani (Arti) Koalisi Gerak Tambang memblokir jalan Desa Siney, Kecamatan Tinombo Selatan, Sabtu (12/2/2022). Massa menuntut Pemprov Sulteng mencabut izin usaha tambang emas PT Trio Kencana. Pada pukul 00.00 WITA, polisi membubarkan blokade pengunjuk rasa lantaran mengganggu arus lalu lintas. Tak hanya itu, blokade juga memutus jalur perlintasan sentral penghubung antarprovinsi. “Situasi terkini sudah kondusif, dan arus lalu lintas sudah terkendali,” ujar Rudy. (Aswan)
Berita Terkait