GKII Jemaat Parousia Gelar Seminar Bersama Mahasiswa Papua

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 26 Maret 2022 16:05 WIB
Semarang, MI - Badan Pengurus Jemaat Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Jemaat Parousia menggelar kegiatan seminar sehari bersama mahasiswa Papua dan Papua Barat. Kegiatan seminar tersebut pun mengangkat tema, “Peran generasi Milenial dalam membangun bangsa berdasarkan pola keteladanan Abraham” dengan sub tema “Peran mahasiswa dan pelajar Papua, berperan aktif dalam membangun bangsa yang diberkati untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Pdt DR JR Khristiyanto menyampaikan dalam materinya bahwa bangsa itu dimulai dari bagian kecil yaitu negara hingga bangsa-bangsa dunia. “Bangsa kita yang dimulai dari bagian kecil yaitu negara dan bangsa-bangsa dunia,” ucap Khris di Aula GKII Jemaat Parousia Semarang, Sabtu (26/03/2022). Khris pun bertanya kepada para mahasiswa, siapa yang ingin dan rindu menjadi pemimpin sukses untuk masa depan? Mahasiswa pun dengan antusias mengangkat tangannya secara bersamaan. “Saya pak pendeta,” ucap para mahasiswa sambil mengangkat tangannya. “Bersyukur Puji Tuhan,” ucap Khris. Artinya, lanjut Khris, bahwa semua menginginkan menjadi pemimpin yang berkat dan sukses untuk masa depan. Jangan sampai kehidupan kita ditengah-tengah masyarakat tidak menjadi dampak positif dan berkat untuk masyarakat. Khris pun meminta mahasiswa membaca Al-Kitab kejadian pasal 12 ayat 1 sampai 20. Lanjut dalam ceramahnya, Khris menjelaskan terkait kehebatan seorang Abraham yang diakui oleh berbagai agama. Ada tiga agama yang mengakui Abraham sebagai orang yang hebat, yang pertama adalah orang Yahudi, yang kedua adalah orang kristiani dan yang ketiga orang muslim. “Mereka tidak bisa membantah, bahwa bapak kita Abraham adalah orang hebat yang luar biasa,” tegasnya di depan para mahasiswa Papua. Khris mengatakan bahwa Abraham menjadi orang hebat dikarenakan mengetahui persis apa yang dirancang oleh Tuhan. Kadang-kadang kita semua ingin menjadi orang hebat tapi tidak mau patuh dan taat kepada Tuhan malah lebih patuh terhadap sifat sementara. Lanjutnya, Al-Kitab dicetak dan diberi oleh Tuhan kepada kita untuk kehidupan seluruh manusia di muka bumi. Bagi kita yang percaya terhadap Tuhan maka hidupnya akan damai dan suka cita serta akan menjadi pemimpin yang sukses. Khris pun bertanya kembali kepada mahasiswa, mana yang lebih tinggi statusnya dari Firman Tuhan dan Adat?. Ia pun menjelaskan bahwa kadang-kadang ada dalam adat kita yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Oleh sebab itu, maka tidak ada yang lebih tinggi dari Firman Tuhan. Apa saudara-saudar setuju bahwa Firman Tuhan lebih tinggi dan harus dipatuhi sebagai pedoman hidup kita?. “Setuju,” ucap para mahasiswa saat memahami makna lebih dari Firman Tuhan. Acara ini pun dibuka dengan persembahan lagu pujian terhadap Allah yang dipimpin oleh Melani Asso. Peserta yang hadir sekitar 80 an mahasiswa Papua dan Papua Barat yang tinggal di sekitar Semarang dan Salatiga. Mereka pun berkuliah di Univeristas Semarang (Unnes), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas 17 Agustus (Untag), Unika Soegijapranata Semarang, STIE Semarang, Universitas Wahid Hasyim (Unwahas). [Lin]