BMKG: Gempa Halmahera Dipicu Patahan Lempengan di Maluku

wisnu
wisnu
Diperbarui 5 April 2022 13:27 WIB
Jakarta, MI - Gempa 6.0 magnitudo yang mengguncang Halmahera, Maluku pada Selasa (5/4) pagi dipicu patahan pada Lempeng Laut Maluku. Gempa yang mengguncang pukul 08.44 WIB tersebut juga dirasakan di Minahasa dan Kepulauan Sangihe. Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa yang terjadi memiliki parameter update dengan magnitudo 5,9. Episenter gempa terletak pada koordinat 2,11° LU dan 126,97° BT tepatnya di laut pada jarak 77 kilometer arah barat laut Loloda, Halmahera Barat, Maluku Utara dengan kedalaman 10 km. "Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan atau patahan pada Lempeng Laut Maluku," kata Daryono dalam keterangannya, Selasa (5/4). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan kombinasi sesar naik dan mendatar (oblique-thrust fault). [caption id="attachment_420279" align="aligncenter" width="200"] Pusat gempa di Halmahera Barat. (Foto: Dok/Ist)[/caption] Gempa ini berdampak dirasakan di Galela dalam skala intensitas III-IV MMI menyebabkan banyak warga lari berhamburan ke luar rumah karena terkejut adanya guncangan kuat yang terjadi secara tiba-tiba. Di Tobelo guncangan dirasakan dalam skala intensitas III MMI. Sedangkan di Bitung guncangan dalam skala intensitas II-III MMI dan daerah Siau gempa dirasakan lemah dalam skala intensitas II MMI. Baca juga: Gempa 6,0 Magnitudo Guncang Halmahera Barat "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami, karena magnitudonya relatif kecil untuk dapat menciptakan deformasi dasar laut hingga mengganggu kolom air laut," kata dia. Hingga pukul 10.00 WIB hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock). Daryono menjelaskan, wilayah Laut Maluku merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami. "Sejarah mencatat di wilayah ini pernah terjadi beberapa gempa kuat dan memicu tsunami seperti yang pernah terjadi pada tahun 1608, 1845, 1852, 1857, 1889, 1907, dan 1939," kata dia.