Wabah PMK di Lombok Tengah Melonjak, Sebanyak 15.000 Ternak Terjangkit

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 24 Juni 2022 16:57 WIB
Lombok Tengah, MI - Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat sebanyak 15.000 ekor ternak terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). "Data kasus PMK di Lombok Tengah mencapai 15.000 ekor baik itu ternak sapi, kerbau dan kambing," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah Lalu Taufikurahman di Praya, Jumat (24/6). Kasus PMK di Lombok Tengah mengalami peningkatan, karena wabah tersebut terus menyerang ternak lainnya, meskipun jumlah ternak yang sembuh juga terus bertambah dari 6.000 ekor menjadi 8.000 ekor yang sembuh. "Sisa ternak yang masih sakit sekitar 7.000 ekor dan sedang dalam proses pengobatan," katanya. Ancaman wabah PMK di Lombok Tengah memang cukup tinggi, karena jumlah populasi ternak itu mencapai 300.000 ekor ternak. Wabah PMK yang merupakan penyakit menular tersebut memang dapat menyerang semua hewan berkuku belah/genap seperti sapi, kerbau, kambing dan babi atau hewan ternak ruminansia. Namun, wabah tersebut di Lombok Tengah paling banyak menyerang ternak sapi dan hingga saat ini penyebaran terus meningkat. "Selain sapi, saat ini ternak kerbau dan kambing juga mulai terkena wabah PMK," ujarnya. Untuk mencegah penyebaran PMK tersebut, Pemerintah daerah melakukan pengobatan masal secara gratis, namun ketersediaan obat dan anggaran yang masih kendala. Sehingga pengobatan gratis itu dilakukan secara bertahap di lokasi yang populasi sebaran kasus PMK cukup tinggi. "Total ternak yang telah diberikan pengobatan gratis sekitar 1.200 ekor dari target 2.800 ekor sesuai dengan anggaran yang tersedia," pungkasnya. Sementara itu, pasar hewan di Lombok Tengah hingga saat ini masih ditutup sampai dengan tanggal 5 Juli dalam rangka mencegah penyebaran wabah PMK tersebut.