Banjir di Blitar Selatan, Suwito Saren Meminta Stakeholder Duduk Bersama 

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 23 Oktober 2022 18:21 WIB
Blitar, MI - Banjir di Blitar Selatan, beberapa waktu lalu memiliki akar masalah yang kompleks menjadi perhatian serius Ketua DPRD Kabupaten Blitar Suwito Saren Satoto Suwito meminta masalah tersebut perlu segera untuk diperhatikan dan kerja sama antar stakeholder yang ada di Kabupaten Blitar. Pasalnya, masalah banjir ini menjadi bencana tahunan yang terjadi. Namun pada tahun ini, kata dia, menjadi cukup parah dengan kondisi banjir yang lebih besar hingga merusak sejumlah fasilitas umum seperti runtuhnya jembatan dan jalan umum, serta membuat kerugian materiil warga seperti pertanian dan peternakan yang rusak. "Untuk penanganan jangka pendek tentu pemenuhan kebutuhan akan logistik. Seperti kebutuhan sehari-hari para korban banjir disalurkan dengan lancar tanpa kendala, juga dari sisi kesehatan juga diperhatikan, ini guna meringankan beban penderitaan korban", terangnya keppada wartawan, Minggu (23/10). Untuk penanganan jangka menengah, lanjut Suwito, perlu untuk duduk bersama berbagai sektor karena masalah banjir ini banyak faktor penyebabnya. "Salah satu faktor penyebab banjir adalah sedimentasi yang terbawa di aliran sungai. Sedimentasi yang berlangsung lama membuat pendangkalan sungai, yang dampaknya ketika hujan deras sungai tidak bisa menampung debit air hingga menjadi luapan banjir," jelasnya. Menurutnya, hal ini perlu disikapi dengan normalisasi sungai yang dikerjakan dinas pekerjaan umum dan balai besar wilayah sungai (BBWS). Kemudian, masalah kurangnya tanaman penyerap air di pegunungan, juga menjadi faktor penyebab banjir. "Sedangkan di sekitar wilayah terjadi banjir di Blitar, lokasi dataran yang lebih tinggi atau perbukitannya mulai hilang tanaman keras yang bisa menyerap air," lanjutnya. Tak hanya itu saja, ada alih fungsi lahan yang saat ini lagi tren, lahan diubah menjadi lahan tebu yang tidak bisa menyerap air tanah. Menurut Suwito, masalah hutan dan tanamannya ini merupakan wilayah dari Perhutani. “Jadi yang saya katakan semuanya lintas sektor itu seperti ini. Bagaimana agar fungsi konservasi ini bisa dipulihkan kembali, hutan sebagai tangkapan air jangan dialihfungsikan menjadi perkebunan,” ujar pria yang juga Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten. Dengan begitu, Politisi PDI Perjuangan ini berpesan kepada masyarakat agar dapat meningkatkan kewaspadaaan di saat cuaca buruk. Sehingga, ketika ada bencana yang terjadi masyarakat ada persiapan sehingga kerugian bisa diminimalisir. “Semisal kalau ada pohon yang sudah tua sebelum ada hujan deras bisa ditebang agar tidak merobohi orang," katanya. Lebih penting lagi, tambah dia, gotong-royongan masyarakat sangat membantu dalam penanganan bencana. "Karena kalau tanpa uluran tangan kepedulian sesama dalam penanganan bencana banjir seperti kemarin menjadi hal yang sulit kita kerjakan,” tukasnya. (JK)