Empat Hari Hanyut di Sungai Brantas Malang, Korban Ditemukan Meninggal

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 22 November 2022 21:14 WIB
Kabupaten Malang, MI - Sudah empat hari dalam pencarian korban hanyut di sungai Brantas Kabupaten Malang, akhirnya membuahkan hasil. Korban yang sudah terindentifikasi bernama Djoko Djojo Moeljono (59), warga yang beralamat di Kampung Putih, Jalan Jaksa Agung Suprapto Dalam, Kelurahan Klojen, Kecamatan Klojen, Kota Malang ini sudah ditemukan, Selasa (22/11). Jenazah korban ditemukan sekitar pukul 09.15 WIB di Bendungan Sengguruh, Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Kasi Operasi Kantor SAR Surabaya, Haris Supardi membenarkan dengan adanya kejadian tersebut. "Memang benar, kondisi korban ditemukan di lokasi yang berjarak sekitar 29 kilometer dari lokasi kejadian awal. Jenazah korban saat ini, telah dievakuasi dan dibawa menuju kamar jenazah Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang," terangnya. Kondisi jenazah korban ketika ditemukan berada di tumpukan sampah. Saat evakuasi, tim SAR gabungan harus menggunakan alat berat, untuk mengeruk tumpukan sampah yang ada di Bendungan Sengguruh Kepanjen. Sementara itu, Kapolsek Klojen Kompol Domingos Ximenes menjelaskan, bahwa saat ini jenazah korban telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang berada di wilayah Sukun. "Iya benar, jenazah korban saat ini telah dimakamkan di wilayah Sukun Kota Malang," jelasnya. Kompol Domingos menambahkan, mengingat korban tidak memiliki keluarga ataupun saudara, maka proses pemakaman dibantu oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang dan para relawan. "Korban ini tidak memiliki keluarga ataupun saudara. Jadi ketika proses pemakaman, kami dibantu oleh DLH Kota Malang serta para relawan," tambahnya. Menurut Kompol Domingos, kronologis tersebut terjadi pada Sabtu (19/11) sekitar pukul 08.42 WIB. Kejadian itu bermula ketika cuaca hujan, ada seorang anak yang melihat korban membawa kasur menuju arah Sungai Brantas. Dan ironisnya, korban tiba-tiba melompat ke sungai yang berada di dekat rumahnya. “Sebelum melompat ke sungai, korban sempat berpamitan kepada ibu RT setempat. Korban yang mengalami gangguan jiwa ini, tidak punya keluarga dan hidup sendiri di rumah hasil bangunan swadaya oleh masyarakat,” tandasnya. (Rina Sugeng Yuliani)