Respons Ridwan Kamil Soal Masjid Al Jabbar Dipenuhi Sampah Hingga Kolam Jadi Tempat Berenang

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 3 Januari 2023 18:38 WIB
Bandung, MI - Sudah sepatutnya kita menerapkan pola hidup sehat, salah satunya dengan tidak membuang sampah sembarangan, dan juga menjaga ketertiban, seperti yang terjadi di Masjid Raya Al Jabbar, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat baru-baru ini. Masjid yang baru diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada Jumat (30/12) lalu itu sukses menarik perhatian masyarakat. Sayangnya sebagian pengunjung malah menyalah artikan beberapa area di sekitar masjid tersebut. Kolam yang berada di dekat tempat wudhu di area luar masjid malah dijadikan tempat berenang. Selain itu, sampah juga sempat berserakan di kolam masjid tersebut. Terkait dua permasalahan tersebut, Ridwan Kamil mengatakan pihaknya tidak akan tinggal diam. Meski demikian, ia memandang ini hal wajar, namun sejumlah langkah antisipasi tetap diambil untuk menjaga kebersihan dan keindahan masjid tersebut. "Ini hal baru, wajar ramai. Lebih baik ramai daripada tidak ramai," kata Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (2/1). Kang Emil sapaan akrabnya itu, mengaku sudah melakukan rapat koordinasi menyikapi permasalahan tersebut. "Ini masalahnya karena rame sekali, makannya tadi dirapatkan," ujarnya. Untuk itu, ia pun menginstruksikan agar ada papan pengumuman dan pasukan khusus yang senantiasa mengingatkan masyarakat. "Akan ada papan pengumuman, juga pemberitahuan pasukan khusus pakai toa (pelantang) untuk mengingatkan (masyarakat) tidak buang sampah sembarangan, tidak main air di kolam retensi yang bukan seharusnya. PKL juga ditertibkan," tegasnya. Selain itu, Ridwan Kamil juga menyampaikan pihaknya saat ini mempersiapkan peresmian Museum Al Jabbar, yang akan diresmikan pada Februari 2023 mendatang. "Dipersiapkan untuk Februari 2023, museum dibuka itu kan harus online," ujarnya. Ridwan Kamil kembali menegaskan, dinamika masa-masa awal Masjid Raya Al Jabbar adalah hal wajar, yang terpenting bagaimana DKM cepat mencari solusi dan memastikan kejadian serupa tidak terulang. [Sugiyanto]