256 Babi Mati Mendadak di NTT, Diduga Terkena ASF

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 30 Januari 2023 06:00 WIB
Jakarta, MI - Sebanyak 256 ekor babi mati mendadak di Nusa Tenggara Timur (NTT). Ratusan babi itu mati diduga akibat virus African Swine Fever (ASF) atau Flu Babi Afrika. Angka kematian itu dirangkum oleh Dinas Peternakan NTT hingga Kamis (26/1/2023). "Semula hanya 253 ekor saja, tetapi berdasarkan data Jumat (27/1) jumlah babi yang mati kini mencapai 256 kasus,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan NTT Melky Angsar, Minggu (29/1). Ia mengungkapkan bahwa virus ASF ini juga sudah menyebar sampai ke Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), setelah sebelumnya hanya ada tujuh kabupaten/kota. "Ada penambahan satu kabupaten yang melaporkan juga sejumlah ekor babi milik warga di kabupatennya mati. Kabupaten itu adalah TTU dengan laporan tiga ekor babi mati," ujarnya. Melky merincikan dari 256 kasus babi yang mati itu, antara lain 75 ekor di Kabupaten Kupang, kemudian di Kabupaten Ende jumlah kasus babi yang mati mencapai 41 ekor babi, Kota Kupang 39 ekor. Lalu, Flores Timur 33 ekor babi, Sumba Barat Daya 22 ekor babi, Kabupaten TTU seperti yang disampaikan sebelumnya tiga kasus, dan terakhir Sumba Barat satu ekor babi. Dinas Peternakan NTT berharap agar masyarakat dapat membantu mencegah kematian babi semakin tinggi. "Disinfektan sudah disebar di sejumlah kabupaten dan kota untuk melakukan pencegahan semakin bertambahnya babi yang mati. Selain itu kebersihan kandang juga harus diperhatikan sehingga tidak mudah terserang virus," katanya.